Tahun Ini Produksi Padi Berpotensi Naik, BPS Minta Petani Waspadai Banjir

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Selasa, 2 Maret 2021 | 11:15 WIB
SariAgri - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto mengatakan tahun ini produksi beras nasional berpotensi naik 4,86 persen. Salah satu pendorongnya adalah panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah yang terus menunjukan tren positif.
"Potensi luas panen padi 2021 sangat bagus dan juga menjanjikan. Tapi potensi ini harus kita waspadai, mengingat musim hujan dan banjir juga cukup besar dan bisa berdampak pada gagal panen," ujar Suhariyanto.
Berdasarkan data BPS, pergerakan produksi beras mencapai 54,56 persen. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya 54,60 persen. Adapun total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan sentra produksi terbesar di Provinsi Jawa Timur.
"Ini juga cukup menggembirakan karena harga gabah kering giling di tingkat petani masih mengalami kenaikan, yakni sebesar Rp5.320 atau naik 0,03 persen. Ke depan pergerakan produksi harga gabah kering panen masih akan meningkat," katanya.
Berita Pangan - Baca Juga: 10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan
Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
Produksi beras tahun 2020 juga mengalami kenaikan tipis jika dibandingkan tahun 2019. Meski naik tipis, menurut Kepala BPS, pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.
"Kinerja produksi padi relatif terjaga selama 2020. Artinya produksi tahun ini secara keseluruhan berjalan stabil dan sangat menggembirakan," katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, Kementan berkomitmen menjaga produksi padi secara nasional. Selain itu, upaya mitigasi pencegahan gagal panen akibat cuaca ekstrem dan potensi serangan OPT secara aktif dilakukan.
Kuntoro menambahkan asuransi pertanian sejak dini telah disosialisasikan agar segera dimanfaatkan petani untuk mencegah kerugian akibat gagal panen.
“Upaya kita menghadapi perubahan cuaca dan resiko bencana sudah dilakukan. asuransi AUTP bagi petani terus digalakkan,” kata Kuntoro.
Baca Juga: Tahun Ini Produksi Padi Berpotensi Naik, BPS Minta Petani Waspadai BanjirAsosiasi Petani Minta Pemerintah Atur Regulasi Sawit Kawasan Hutan
Selain menjaga produktivitas di lahan sawah eksisting, juga dilakukan upaya perluasan area tanam melalui peningkatan indeks pertanaman dan mendorong penanaman di areal baru.
Selain itu pemerintah terus melakukan pengembangan program jangka panjang food estate di mana untuk komoditas utama padi sudah berjalan di Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Program tersebut merupakan langkah extraordinasi pemerintah dalam penyediaan pangan.