Tanaman Pangan Lokal Bisa Jadi Inovasi Bahan Baku Pembuatan Mi Instan

Ilustrasi mi instan. (pixabay)

Penulis: Tanti Malasari, Editor: Dera - Rabu, 4 Januari 2023 | 08:00 WIB

Sariagri - Menurut hasil survei Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2021, menunjukkan bahwa penduduk Indonesia sangat gemar mengonsumsi mi instan.

Bahkan, selama satu tahun, diketahui tingkat konsumsi mi di Indonesia mencapai 48 bungkus dan jika ditotal jumlahnya bisa berkisar 13,2 miliar bungkus mi. Hal inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kedua terbanyak dalam mengonsumsi mi instan, menurut World Instant Noodles Association pada 2020.

Namun yang disayangkan, gandum sebagai bahan baku pembuatan mi di Indonesia masih diimpor hingga saat ini. Jumlahnya tidak main-main, sebab bisa mencapai 11,3 ton dalam bentuk bulir atau tepung, pada tahun 2019 lalu.

Berdasarkan kondisi tersebut, Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) tergerak ingin mengoptimalkan riset dalam pengembangan bahan lokal untuk kebutuhan pangan.

Tidak hanya itu, proses penelitian ini juga meliputi diversifikasi produk pangan dan teknologi dalam pengolahannya. Salah satunya yaitu beberapa jenis panganan lokal, seperti jagung, sagu, dan singkong modifikasi atau mocaf, yang dijadikan sebagai bahan baku pembuatan mi.

Dilansir laman Indonesia.go.id, peneliti teknologi pangan fungsional nabati PRTPP BRIN, menjelaskan, mi yang terbuat dari gandum memiliki kandungan gluten yang tinggi.

Hal ini membuat tekstur mi menjadi lebih elastis. Tak heran jika mi berbahan gandum lebih diminati oleh masyarakat Indonesia. Namun, ini tidak menjadi rintangan tetapi tantangan untuk mengembangkan mi instan berbahan pangan lokal yang tak kalah diminati konsumen.

Pada tahun 2018, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bersama Perum Bulog, sudah pernah mengembangkan mi berbahan sagu. Produk ini diversikasi dan diberi nama Sago Mee.

Alasan pemilihan mi berbahan baku sagu ini karena Indonesia memiliki lahan sagu yang sangat luas, sekitar 5,43 juta hektare. Tak hanya itu, sagu juga memiliki sifat yang mirip dengan terigu tapi bebas gluten sehingga lebih sehat dan bergizi. Rasanya pun tidak jauh berbeda dengan mi instan berbahan gandum.

Baca Juga: Tanaman Pangan Lokal Bisa Jadi Inovasi Bahan Baku Pembuatan Mi Instan
Wow! Saking Lezatnya, Indomie Jadi Makanan Pokok di Nigeria

Selain itu, PRTTG juga mengembangkan mi yang terbuat dari umbi suweg. Umbi ini diolah menjadi pati suweg dengan teknik modifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) agar dapat mengubah sifat psikokimia, sifat fungsional, dan karakterisitik pasta pati suweg sebagai bahan baku pembuatan mi.

Namun, sayangnya pangan lokal sebagai bahan pangan mi nongandum sering terganjal berbagai hambatan. Salah satunya proses pengeringan karena tepung nongandum memiliki karakteristik yang berbeda.