Register Login

Home

Pertanian

Perikanan

Kehutanan

Ekonomi

Energi

Teknologi

Agri Video

Galeri

Lapsus

Indeks
Home>Pangan

Tembus Rp39 Ribu Per Kg, Ini 5 Provinsi dengan Harga Telur Ayam Tertinggi

Ilustrasi telur ayam. (Antara)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Kamis, 2 Juni 2022 | 16:05 WIB

Sariagri - Harga telur ayam terus mengalami kenaikan hingga beberapa minggu terakhir. Berdasarkan laman hargapangan.id, harga rata-rata telur ayam ras hari ini mencapai Rp28.900/ kilogram (kg) atau naik Rp250 dari harga dua hari kemarin.

Maluku menjadi provinsi di Indonesia dengan harga telur ayam ras tertinggi tembus Rp39.350/kg. Selanjutnya harga telur ayam ras tertinggi kedua berada di Provinsi Rp38.900/kg, kemudian disusul Provinsi Papua Barat Rp34.000/kg.

Dalam urutan selanjutnya, harga telur ayam ras di Maluku Utara seharga Rp33.700. Sementara di Gorontalo mencapai Rp30.650.

Sulawesi Selatan menjadi provinsi harga telur ayam termurah dengan harga Rp23.950. Sedangkan DKI Jakarta terpantau di Rp28.850/kg.

Diwartakan sebelumnya, Lembaga Penelitan Indonesia, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkap penyebab di balik naiknya harga komoditas pangan di Indonesia, yaitu adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, di mana memberi tekanan pada harga komoditas. Hal itu diungkap oleh Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Adinova Fauri.

"Sebenarnya ada kemiripan antara efek dari krisis COVID-19 dengan krisis sebelumnya. Tetapi yang membedakan adalah rebound harga komodtias pada krisi COVID ini lebih cepat," katanya dalam CSIS Media briefing secara virtual.

Baca Juga: Tembus Rp39 Ribu Per Kg, Ini 5 Provinsi dengan Harga Telur Ayam Tertinggi
Harga Cabai dan Telur Ayam Terus Naik, Berikut Daftar Harga Pangan Hari Ini

Selanjutnya, konflik yang tengah terjadi di Rusia-Ukraina mengakibatkan terhambatnya produksi dan pengiriman lintas batas sehingga menambah beban harga pada komoditas.

Menurutnya, tren harga komoditas yang meningkat kemudian diikuti adanya konflik dua negara tersebut, banyak negara yang kekurangan pasokan komoditas. Hal ini membuat pemerintah di luar negara mau tidak mau mengambil jalan restriksi ekspor komoditas yang gunanya menjaga pasokan domestik.