Agar Punya Nilai Tambah, Disarankan Ekspor Porang yang Sudah Diolah

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan kerja ke pabrik Porang di Kabupaten Madiun. (Antara/HO-Kementan)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 24 Juni 2021 | 15:50 WIB

SariAgri - Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdulloh mengingatkan ekspor porang memiliki nilai tambah. Dia menyarankan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengolah porang lebih dulu di dalam negeri sehingga saat diekspor punya nilai tambah.

"Jadi (Kementan) jangan terlalu euforia, terus dikasih barang mentah. Kalau bisa diolah di dalam negeri jadi ada value added. (Kementan) pertama bekerja sama dengan Kemenperin untuk memastikan ekspor porang ini tidak dalam bentuk mentah," ujarnya saat dihubungi Sariagri.id, Rabu (23/6/2021).

Menurut dia, sebaiknya ekspor porang sudah dalam bentuk bahan jadi, misalnya mi. Setelah dalam bentuk mi baru diekspor ke negara yang membutuhkan.

"Intinya ekspor porang ini ada value added-nya," katanya.

Rusli mengatakan saat ini permintaan porang di luar negeri, khususnya negara-negara oriental sangat banyak. Di sana, tanaman asli Indonesia ini merupakan bahan baku industri makanan dan kosmetik.

"Kalau di Cina (porang) untuk kosmetik dan mi. Kalau di Jepang dan Korea untuk bahan baku mi atau ramen. Jadi kenapa ini menjadi primadona karena memang ada pasar yang membutuhkan," katanya.

Baca Juga: Agar Punya Nilai Tambah, Disarankan Ekspor Porang yang Sudah Diolah
Tangkap Peluang Ekspor, Petani Lampung Semakin Intensif Budidayakan Porang

Dia menambahkan tingginya permintaan porang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

"(Ekspor porang) ini sebenarnya adalah opportunity yang besar dan bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani," pungkasnya. 

Video terkait: