Peringatan! Krisis Pangan Bisa Bunuh Jutaan Orang di Dunia

Tanaman gandum. (Piqsels)

Editor: Putri - Kamis, 23 Juni 2022 | 16:55 WIB

Sariagri - Krisis pangan dunia akan membunuh jutaan orang. Mereka yang kelaparan akan lebih rentan terhadap penyakit menular, yang berpotensi memicu bencana kesehatan dunia.

Blokade angkatan laut Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina telah menghentikan pengiriman biji-bijian serta ekspor gandum dan jagung. Hal tersebut meningkatkan momok kelangkaan pangan dan kelaparan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Dampak langsung dari krisis pangan adalah akan banyak orang yang tewas tidak hanya karena kelaparan tetapi juga karena pertahanan tubuh yang lebih lemah terhadap penyakit menular karena gizi buruk.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria Peter Sands.

"Saya pikir kita mungkin sudah berada di krisis kesehatan berikutnya. Ini bukan patogen baru, tetapi orang yang kurang gizi akan lebih rentan terhadap penyakit yang ada," kata Peter Sands dalam sebuah wawancara di sela-sela G20 pertemuan menteri kesehatan di Yogyakarta, Indonesia.

"Dampak gabungan dari penyakit menular dan kekurangan pangan dan krisis energi... kita dapat berbicara tentang jutaan kematian tambahan karena ini," tambahnya.

Pemerintah dunia harus meminimalkan dampak krisis pangan dengan memberikan perawatan kesehatan garis depan kepada komunitas miskin, yang mana kelompok paling rentan.

"Fokus pada perawatan kesehatan primer sehingga ada perawatan kesehatan yang diberikan di desa-desa, di masyarakat. Rumah sakit itu penting tetapi ketika Anda menghadapi tantangan semacam ini, yang paling penting adalah perawatan kesehatan primer," jelasnya.

Pertempuran untuk menahan penyebaran virus corona telah mengambil sumber daya dari perang melawan tuberkulosis, yang menewaskan 1,5 juta orang pada 2020, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Ini adalah bencana bagi TB (Tuberkulosi)," kata Sands.

"Pada 2020 Anda melihat secara global 1,5 juta orang mengurangi pengobatan TB dan tragisnya berarti beberapa ratus ribu orang akan meninggal dan orang-orang itu akan menulari orang lain," ujarnya.

Pakar kesehatan itu mengatakan, memecahkan krisis pangan sekarang menjadi hal terpenting dalam membantu pengobatan penyakit menular paling mematikan kedua di dunia itu.

Negara Barat dan Ukraina menuduh Rusia mencoba menekan mereka ke dalam konsesi dengan memblokir ekspor biji-bijian penting untuk meningkatkan kekhawatiran kelaparan global.

Rusia telah membalas dengan mengatakan bahwa sanksi Barat yang harus disalahkan atas kekurangan pangan di Timur Tengah dan Afrika.

Baca Juga: Peringatan! Krisis Pangan Bisa Bunuh Jutaan Orang di Dunia
Harga Pangan Dunia Melambung, Tertinggi Sejak 2014

Jerman akan menjadi tuan rumah pertemuan tentang krisis pada Jumat 24 Juni 2022 dengan tema 'Bersatu untuk Ketahanan Pangan Global' dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di antara mereka yang hadir.

"Ini adalah tragedi karena ini (TB) adalah penyakit yang kami tahu cara mencegahnya, cara menyembuhkannya, kami tahu cara menghilangkannya," tutupnya.