Ini Deretan Fakta Nasi Padang Babi yang Dikecam Masyarakat Sumbar

Menu makanan Babiambo, nasi padang Babi. (GrabFood)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Sabtu, 11 Juni 2022 | 16:30 WIB

Sariagri - Siapa yang tidak kenal dengan nasi Padang, makanan khas Sumatera Barat ini sudah mendunia. Namun, kontroversi muncul ketika beredar sebuah foto menu nasi padang babi dari sebuah restoran berkonsep nonhalal di Jakarta.

Tak ayal, hidangan dari restoran nonhalal itu menjadi viral karena menghidangkan nasi padang dengan lauk daging babi. Hal ini masyarakat suku Minangkabau banyak yang tak menerima, hingga mereka melayangkan kecaman.

Berikut ini Deretan Fakta Nasi Padang Babi yang Viral hingga Dikecam Masyarakat Sumbar

1. Restoran Padang dengan Menu Daging Babi Berada di Kelapa Gading

Restoran Padang itu mengusung nama yang kontroversial yakni Babiambo. Ini merupakan tempat makan mengusung konsep Non-Halal Padang Food pertama di Indonesia, seperti yang tertera di biografi akun Instagram mereka.

Adapun gerai makanan yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Timur tersebut memiliki menu andalan berupa nasi padang dengan lauk babi.

Menu tersebut terdiri atas nasi putih disajikan dengan rendang babi ditemani oleh kuah gulai dan sayur singkong yang umum ditemukan di nasi padang.

2. Harga Menu Nasi Padang Babi Dibanderol Rp48 Ribu

Restoran Babiambo membanderol menu andalan dengan harga Rp48 ribu seporsi. Selain nasi babi padang, mereka juga menyajikan nasi babi bakar yang dihargai Rp36 ribu dan nasi babi rendang yang dijual seharga Rp40 ribu.

3. Restoran Babiambo Minta Ditutup

Konsep restoran padang nonhalal tersebut langsung membuat masyarakat Minangkabau naik pitam. Salah satu kecaman dilayangkan dari Ketua DPRD Kab Solok Dodi Hendra.

Ia menilai bahwa konsep restoran tersebut menghina budaya masyarakat Minangkabau. “Saya selaku masyarakat Sumatera Barat tidak terima dengan adanya rumah makan Padang yang menjual babi” ujar Dodi Hendra.

Tak tanggung-tanggun politisi tersebut menuntut Pemprov DKI Jakarta untuk menutup restoran Babiambo tersebut.

"Saya meminta Pemprov DKI Jakarta untuk bertindak serta mencabut izin rumah makan itu," tegas Dodi.

4. Menu Makanan Babiambo Tak sesuai Falsafah Masyarakat Minangkabau

Ustaz kondang, Hilmi Firdausi menilai bahwa restoran Babiambo merusak marwah budaya Minangkabau yang mengusung budaya bernilai ajaran Islam.

"Menurut saya ini sudah melampaui batas, warga Minang teguh dengan prinsip ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH," tulisnya melalui Twitter.

Ustaz yang dikenal dengan sapaan UHF tersebut menilai bahwa konsep nonhalal akan merusak citra masakan Padang yang mengedepankan kehalalan hidangannya.

"Masakan Padang terkenal di dunia karena citarasa, kelezatan dan kehalalannya. Tolong jangan rusak itu. Kalaupun trick marketing, ini sudah kelewatan. Semoga segera diambil tindakan!," tegasnya.

Baca Juga: Ini Deretan Fakta Nasi Padang Babi yang Dikecam Masyarakat Sumbar
Ada Usaha Makanan Padang Bermenu Babi, Wagub DKI Bilang Begini

5. Lembaga Adat Sumatera Barat Tuntut Babiambo

Fauzi Bahar selaku ketua LKAAM Sumbar mewakili ketersinggungan masyarakat Minangkabau lantaran belum pernah ada masakan Padang nonhalal.

"Orang Minang tersinggung berat. Belum pernah rumah makan Padang yang menjual rendang babi," katanya, Jumat (10/6/2022).

Sontak, Fauzi mengajak para pemilik restoran Padang untuk menuntut restoran Babiambo tersebut.

"Saya akan mengajak semua rumah makan Padang untuk menuntut ini. Dampaknya tentu orang akan takut untuk membeli nasi rendang Padang," pungkasnya.