Pakar IPB Ungkap Potensi Industri Kuliner Pasca COVID-19

Ilustrasi makanan sehat. (Antara)

Penulis: Rashif Usman, Editor: M Kautsar - Selasa, 31 Mei 2022 | 13:10 WIB

Sariagri - Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, Prof Hardinsyah mengatakan menjelang tahun 2022, pertumbuhan sektor pangan dan pertanian cukup menggembirakan. Ia memperkirakan pada tahun ini dan yang akan datang, peningkatannya dapat mencapai sekitar lima persen.

Berdasarkan Laporan dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), pertumbuhan industri pangan Indonesia dapat mencapai 5-7 persen. Bahkan, pada kuartal kedua tahun 2022, peningkatannya sudah mencapai 5 persen.

"Saya juga yakin setelah melihat kondisi pasca lebaran, sektor pangan dan kuliner semakin membaik. Pasca tahun 2022, saya juga yakin pertumbuhan industri pangan bisa mencapai 10 persen menjelang tahun 2030," katanya.

Namun demikian, sektor industri kuliner juga memiliki tantangan tersendiri. Prof Hardinsyah menyebut, suplai bahan baku dari industri pangan merupakan kunci dari perkembangan industri kuliner. Tidak hanya itu, kemajuan industri kuliner, terutama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memerlukan dukungan dari industri pangan karena hubungan erat ini.

“Industri pangan besar dapat mendukung dan mendapatkan inovasi kuliner tradisional dari UMKM dan sebaliknya, dapat memberikan akses mudah terhadap bahan baku industri. Sistem logistik harus semakin baik, kolaborasi antara industri pangan dan usaha-usaha kuliner kecil juga penting,” terangnya.

Dosen IPB University itu juga menjelaskan, di samping memanfaatkan platform digital, penting juga untuk mengombinasikan berbagai budaya. Hal ini penting karena sebagian besar konsumen pangan pengguna platform digital adalah generasi Z. Generasi Z merupakan salah satu faktor pengembangan kuliner hibrid, dengan menggabungkan kuliner mancanegara dan lokal.

Secara sosial dan budaya, lanjut Prof Hardinsyah, perbanyakan fasilitas sosial oleh perusahaan waralaba dan sejenisnya dengan memberikan tempat usaha bagi UMKM juga akan saling menguntungkan. Fasilitas ini dapat memberikan keuntungan dan kemudahan baik bagi pelaku bisnis dan konsumen. Upaya gotong royong ini merupakan win-win solution dicerminkan dari industri besar dan industri kuliner.

Baca Juga: Pakar IPB Ungkap Potensi Industri Kuliner Pasca COVID-19
Pakar: Rasa Umami Bisa Tingkatkan Gizi Orang Lanjut Usia

Tantangan besar lainnya adalah terkait penggunaan kemasan plastik. Kebijakan pengurangan pemakaian kemasan plastik oleh pemerintah menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis kuliner.

“Pelaku bisnis kuliner juga harus melek dengan tren label makanan dan pangan berbasis tumbuhan yang kian meningkat. Semakin sadar dengan tren ini, industri pangan akan memiliki prospek bisnis yang baik,” pungkas Prof Hardinsyah.