Mengenal Sejarah Lontong Cap Go Meh, Kuliner Oriental yang Miliki Simbol Rezeki dan Keberuntungan

Kuliner oriental mandarin cap go meh di resto waroeng pati, Surabaya. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 15 Februari 2022 | 19:50 WIB

Sariagri - Dua pekan pasca perayaan tahun baru imlek 2573, suasana kemeriahan bagi warga keturunan tionghoa makin semarak dengan hadirnya menu hidangan cap go meh.

Sejumlah rumah makan maupun restoran hotel yang ada di Kota Surabaya, Jawa Timur, seakan berlomba menghadirkan kuliner oriental mandarin cap go meh. Salah satunya di resto waroeng pati, Deka hotel di Jalan HR Muhammad Surabaya.

General Manager Deka Hotel, Budi Setiawan mengatakan menu Lontong cap go meh merupakan hidangan adaptasi perpaduan dari dua kultur berbeda yakni tionghoa dengan suku jawa di Indonesia.

Munculnya kuliner lontong cap go meh berawal dari cerita legenda pesisir pulau Jawa tepatnya dikawasan Semarang, Jawa Tengah pada abad 19 silam. Kala itu, imigran dari China menikah dengan perempuan dari Jawa sehingga tercipta perpaduan kuliner oriental Jawa-Mandarin yang dinamakan cap go meh,” beber GM Deka Hotel, Budi Setiawan mengisahkan kepada Sariagri, Senin (14/2/2022).

Tren kekinian, imbuhnya, hidangan lontong cap go meh tidak hanya lezat disantap di restoran. Namun juga bisa dipesan pelanggan untuk dijadikan hamper atau buah tangan bagi sanak keluarga atau kerabat yang sedang merayakan imlek dan cap go meh.

Budi menyebut mengacu pada tahun 2021 lalu, hamper kuliner lontong cap go meh selalu meningkat permintaan. Diharapkan pada tahun ini, banjir order menu khas Chinese ini kembali terulang.

“Imlek tahun kemarin permintaan hamper cap go meh 2 minggu sebanyak 200 pax. Kami berharap kuliner khas oriental yang kami hadirkan hingga tanggal 20 Pebruari 2022 ini bisa kembali terulang, bahkan mengungguli tahun kemarin,” ujarnya.

Sajian kuliner Cap Go Meh. (Sariagri/Arief L)
Sajian kuliner Cap Go Meh. (Sariagri/Arief L)

Kuliner khas imlek cap go meh, lanjutnya, terdiri dari lontong, opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal dan kerupuk.  Sementara itu, sejumlah pelanggan yang memesan hidangan cap go meh mengaku senang dengan kuliner lezat yang satu ini.

“Tradisi menyantap sajian cap go meh, umumnya dihidangkan 2 minggu pasca perayaan tahun baru china atau imlek. Itu sudah sesuai dengan nama kuliner cap go yakni 15 hari,” terang salah seorang pelanggan setia, Cicilia Tan.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Lontong Cap Go Meh, Kuliner Oriental yang Miliki Simbol Rezeki dan Keberuntungan
Rekomendasi Jajanan Street Food Korea Selatan dari Youtuber Kimbab Family

Lebih jauh Cicilia menjelaskan lontong cap go meh mempunyai makna yang mendalam dan dipercaya sebagai simbol keberuntungan. Bahkan disetiap isi seporsi lontong cap go meh memiliki arti simbolis. Bagi penikmat lontong cap go meh, menyantap hidangan ini diyakini bisa mendapatkan keberuntungan, rezeki dan kemakmuran.

“Seperti menyantap lontong ini bagi warga tionghoa diartikan simbol panjang umur. Telur pindang diyakini melambangkan sumber rezeki. Opor berwarna kuning karena diracik dengan kunyit memiliki arti kemakmuran dan kekayaan,” rincinya seraya menunjuk bagian makanan yang dimaksudkannya.