Penelitian: Di Masa Depan, Vaksinasi Semudah Makan Salad

Petugas mempersiapkan vaksin COVID-19 Sputnik-V di sebuah klinik di Moskow, Rusia. (Reuters/Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 4 Januari 2022 | 12:20 WIB

Sariagri - Sebuah terobosan dilakukan para ilmuwan dengan melakukan penelitian untuk mengubah tanaman yang dapat dimakan menjadi pabrik vaksin mRNA. Jika penelitian ini berhasil, maka di masa depan, vaksinasi tak lagi perlu suntikan di lengan, tapi cukup dengan makan salad sayuran.

Ilmuwan UC Riverside, AS mempelajari tanaman letuce atau selada dan bayam agar bisa memproduksi vaksin mRNA. Teknologi messenger ribonucleic acid atau mRNA, yang digunakan dalam vaksin COVID-19, bekerja dengan mengajarkan sel-sel kita untuk mengenali dan melindungi manusia dari penyakit menular.

Salah satu tantangan dengan teknologi baru ini adalah harus tetap dingin untuk menjaga stabilitas selama transportasi dan penyimpanan. Jika proyek baru ini berhasil, vaksin mRNA nabati, yang dapat dimakan, dapat mengatasi tantangan ini dengan kemampuan untuk disimpan pada suhu kamar.

Proyek penelitian ini dibiayai dana hibah 500.000 dolar AS dari National Science Foundation. Tujuannya ada 3, pertama, menunjukkan bahwa DNA yang mengandung vaksin mRNA dapat berhasil dikirim ke bagian sel tanaman di mana ia akan bereplikasi; kedua, menunjukkan tanaman dapat menghasilkan cukup mRNA untuk menyaingi suntikan tradisional; dan terakhir, menentukan dosis yang tepat.

"Idealnya, satu tanaman akan menghasilkan mRNA yang cukup untuk memvaksinasi satu orang," kata Juan Pablo Giraldo, Profesor di Departemen Botani dan Ilmu Tanaman UCR yang memimpin penelitian. Giraldo bekerja sama dengan para ilmuwan dari UC San Diego dan Universitas Mellon Carnegie.

"Kami menguji pendekatan ini dengan bayam dan selada dan memiliki tujuan jangka panjang untuk menanamnya di kebun atau di ladang sendiri," kata Giraldo, seperti dikutip scitechdaily.com.

Baca Juga: Penelitian: Di Masa Depan, Vaksinasi Semudah Makan Salad
Petani Cibiuk Antusias Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan



Kunci penelitian ini adalah kloroplas, yakni organ kecil dalam sel tumbuhan yang mengubah sinar matahari menjadi energi yang dapat digunakan tanaman.

"Mereka adalah pabrik kecil bertenaga surya yang menghasilkan gula dan molekul lain yang memungkinkan tanaman tumbuh. Mereka juga merupakan sumber yang belum dimanfaatkan untuk membuat molekul yang diinginkan," tukas Giraldo.