Kenali 5 Jenis Zat Adiktif yang Kerap Terkandung dalam Makanan dan Minuman

Berita Pangan - ilustrasi makanan cepat saji (Pixabay)

Penulis: Tatang Adhiwidharta, Editor: Nazarudin - Jumat, 24 Desember 2021 | 12:30 WIB

Sariagri - Hampir semua makanan kemasan atau siap saji, menggunakan zat adiktif. Penambahan zat ini biasanya dicampurkan ke dalam produk makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pengemasan.

Penambahan zat ini ternyata bukan tanpa alasan. Ada beberapa alasan mengapa para produsen menggunakan zat tambahan ini, diantaranya yakni untuk menambah cita rasa, penampilan, tekstur serta memperlama waktu simpan.

Di Indonesia, zat aditif pada makanan dikenal dengan istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP). Zat ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan. Penambahan ini pada dasarnya aman digunakan, karena telah diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI).

Berikut ini adalah 5 jenis-jenis zat aditif yang sering digunakan pada makanan:

1. Zat penyedap

Zat penyedap biasanya diberikan untuk menambah cita rasa makanan. Jenis ini adalah jumlah aditif terbesar yang sering digunakan dalam makanan dan minuman. Zat penyedap juga terbagi menjadi dua, yaitu alami dan buatan.

Zat perasa alami diantaranya adalah kacang, buah dan campuran rempah-rempah, serta sayuran. Sedangkan zat perasa buatan yang umumnya digunakan adalah Monosodium glutamat atau MSG.

2. Zat pemanis

Zat adiktif selanjutnya adalah zat pemanis. Zat ini sering digunakan untuk menambah rasa manis pada minuman soda, jus, permen, sereal sarapan dan makanan ringan. Pemanis ini biasanya berasal dari sirup jagung fruktosa tinggi. Sesuai namanya, zat pemanis ini memang terbuat dari jagung.

Namun mengkonsumsi makanan atau minuman dengan zat pemanis ini harus dibatasi. Jika tidak, maka dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti diabetes dan obesitas.

3. Zat pewarna

Dalam pembuatan makanan, penambahan zat pewarna sangat sering digunakan. Umumnya zat ini bermanfaat dalam memberi warna makanan sehingga menjadi lebih menarik. Zat pewarna terbagi dua, yang alami dan buatan. Meskipun diizinkan oleh BPOM, namun penggunaan zat pewarna tidak boleh sembarangan.

Ada beberapa pewarna buatan yang dilarang penggunaanya seperti rhodamin B. methanil yellow, dan amaranth. Alasannya, zat tersebut dapat memicu penyakit kanker, tumor, hingga sensitifitas. Oleh karena itu, jika ingin menambah zat pewarna sebaiknya gunakan pewarna alami yang berasal dari buah ataupun sayuran.

4. Zat pengawet

Zat pengawet digunakan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga dapat membuat waktu simpan menjadi lebih lama. Sama seperti zat sebelumnya, pengawet juga terbagi dua yaitu alami dan buatan.

Pengawet alami bisa ditemukan dalam bahan dapur seperti garam dapur, bawang putih, dan asam cuka. Sementara pengawet buatan bisa ditemukan dalam asam sorbat, benzoat, metil, nisin, propinoat dan lainnya.

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Zat Adiktif yang Kerap Terkandung dalam Makanan dan Minuman
Ini Alasan Label Kemasan Produk yang Cantumkan Peringatan Penting

5. Zat perasa

Sering kali kita menemukan produk minuman yang memberi keterangan dengan rasa buah asli. Namun faktanya, terkadang banyak produk yang bukan menggunakan buah asli melainkan menggunakan bantuan zat perasa.

Penggunaan zat perasa pada minuman ini sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini dikarenakan zat perasa buatan ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.