Restoran di Thailand Jual Pizza dengan Topping Ganja, Rasanya Bikin Mabuk?

Pizza dengan topping ganja. (NPR)

Editor: Dera - Rabu, 1 Desember 2021 | 09:00 WIB

Sariagri - Jika biasanya pizza mayoritas ditaburi topping keju, daging asap, salami, jamur dan sosis, namun sebuah restoran di Thailand justru memperkenalkan topping ganja sebagai cita rasa baru. 

Pizza dengan topping ganja ternyata sudah dijual di Thailand sebagai makanan andalan yang lebih dikenal dengan 'Crazy Happy Pizza'.

Pizza bercita rasa sup Tom Yum Gai itu diberi sentuhan daun cannabis yang digoreng kering di atasnya. Ganja tersebut juga dimasukkan ke dalam kulit pizza, kemudian potongan daun ganja dicampurkan ke dalam saus.

The Pizza Company mengklaim bahwa pizza buatannya tidak akan membuat orang yang mengonsumsinya menjadi mabuk.

"Pastinya mereka tidak akan merasa 'ngefly', dan ini hanyalah sebuah kampanye marketing. Pelanggan bisa merasakan sensasi ganja dan efeknya mungkin hanya terasa mengantuk," kata Panusak Suensatboon, general manager The Pizza Company.

Pizza tersebut berukuran 9 inci tersebut, untuk harganya senilai 499 baht atau Rp213.921 ribu. Pelanggan juga dapat menambahkan topping sesuka hati dengan biaya 100 baht atau Rp42.870 ribu untuk 2-3 helai daun ganja tambahan.

Tanaman ganja telah digunakan untuk dua tujuan utama, sebagai rami untuk membuat tali dan pakaian. Ganja juga sering digunakan sebagai obat memabukkan yang dikenal sebagai pot, ganja, dan dagga.

CBD telah melegitimasi produk yang dibuat dengan ganja, memanfaatkan daun tanaman tersebut tanpa melanggar hukum dengan tujuan kesehatan, hingga akhirnya menjadi industri pemanfaata ganja mulai naik daun di Amerika Serikat.

Di Thailand sendiri, ganja rekreasional masih ilegal dan bisa membuat penggunanya didenda dan dipenjara, meski Undang-Undang narkoba telah diliberalisasi dalam beberapa tahun terakhir. Ganja diatur untuk penggunaan obat dan individu diperbolehkan menanam sejumlah kecil tanaman untuk konsumsi mereka sendiri.

Baca Juga: Restoran di Thailand Jual Pizza dengan Topping Ganja, Rasanya Bikin Mabuk?
Erick Thohir Bercita-cita Bikin Sentra Kuliner Indonesia di Luar Negeri

Desember tahun lalu, Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menghapus bagian tertentu dan ekstrak ganja dari daftar narkotika yang dikendalikan.

Pada Februari lalu, negeri gajah putih itu juga mengizinkan penggunaan ganja dalam makanan dan minuman. Syaratnya, jumlah THC (Tetrahydrocannabinol) dalam produk CBD (Cannabidiol) tidak boleh melebihi 0,2 % dari total beratnya, dan ini menghilangkan kemungkinan efek mabuknya.