Berdampak Buruk Bagi Lingkungan, Banyak Konsumen Tidak Sadar Bahaya Kemasan Makanan Sekali Pakai

Penulis: Rashif Usman, Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 21 September 2021 | 16:00 WIB
Sariagri - Senior Vice President dan Global Business Unit Head Industrial Paper, Christopher Wong mengatakan setidaknya ada 300 juta metrik ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia.
Menurut data PBB, diperkirakan hanya 9 persen sampah plastik di dunia yang didaur ulang dan 70 persen sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini mengakibatkan sampak plastik kian menumpuk dan polusi tanah semakin memburuk.
Oleh karenanya, setiap warga dunia sekan dituntut untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
Seperti halnya yang dilakukan oleh produsen kertas kemasan makanan dan minuman, Foopak Bio Natura yang berinisiatif mengganti plastik dan kemasan makanan sekali pakai dengan produk yang dapat didaur ulang sepenuhnya.
Bahan baku yang digunakan pun dapat diolah kembali menjadi kompos, baik melalui fasilitas pengomposan industri maupun rumah konsumen.
"Banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa kebiasaan menggunakan plastik kemasan makanan ataupun wadah berbasis kertas dapat berdampak buruk terhadap lingkungan," ujar Wong, dikutip dari siaran tertulisnya.
"Ditambah lagi, masih banyak pusat daur ulang yang tidak dilengkapi dengan teknologi untuk memisahkan plastik dari sampah kertas," tambahnya.
Produk kertas Foopak Bio Natura menggunakan sumber kayu alami bersertifikat tanpa penambahan polimer plastik. Dengan demikian, Foopak berkontribusi penuh dalam memerangi polusi plastik yang banyak ditemui di industri makanan dan minuman.
Baca Juga: Berdampak Buruk Bagi Lingkungan, Banyak Konsumen Tidak Sadar Bahaya Kemasan Makanan Sekali PakaiWarga Papua Sebut Kini Sagu Jadi Makanan Urutan Kedua Setelah Beras
"Sertifikasi ini membantu kami semakin cepat dalam mengurangi jejak karbon dan lingkungan dari industri food and beverage. Foopak Bio Natura berkomitmen untuk dapat menciptakan rantai pasokan hijau yang berkelanjutan tanpa efek berbahaya bagi konsumen dan lingkungan," ucap Wong.
"Bersama dengan mitra kami, kami berupaya untuk mencapai tujuan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," sambungnya.
Wong mengungkapkan bhawa pihaknya juga berperan aktif dalam membantu visi Kemenko Kemaritiman dan Investasi untuk mengurangi 70 persen sampah plastik pada tahun 2025, serta mencapai net-zero pada tahun 2040 melalui Sustainable Roadmap 2030.