Duh, Warga Penerima Bansos dari Kemensos Keluhkan Daging Ayam Busuk

Bansos daging ayam busuk. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 13 Agustus 2021 | 22:30 WIB

Sariagri - Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial RI kembali mendapat sorotan. Setelah sebelumnya sempat ditemukan bansos berupa daging ayam tak layak konsumsi di Dusun Pedes Desa Sukorejo Kecamatan Perak Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Kali menyusul keluhan serupa juga disampaikan sejumlah warga di Dusun Tronyok Desa Sukorejo Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.  Bantuan sosial berupa daging ayam potong yang didapat dari program BPNT Kemensos tak bisa diolah dan dimasak lantaran mengeluarkan bau tak sedap.

Daging ayam dengan berat satu kilogram itu diketahui sudah busuk setelah diambil dari agen e-warung. Tak hanya itu, daging tersebut juga sudah berubah warna menjadi kebiru-biruan. Bahkan, saat dibuka langsung diserbu puluhan lalat.

Menurut salah seorang warga setempat, begitu diketahui daging ayam bantuan yang diterima dalam kondisi sudah busuk dan beraroma tak sedap, langsung dibuang ke tempat sampah atau diberikan ke hewan liar.

“Saya begitu dapat bantuan daging ayam busuk, langsung saya buang ke tong sampah. Kalau ibu saya ini, katanya dikasikan ke kucing liar sekitar sini. Lha, mau diapakan lagi, daging tak layak konsumsi diberikan ke manusia. Diolah gak bisa, kalaupun dimasak dan di makan bisa tambah jadi sakit, “ ungkap salah seorang warga penerima bansos BPNT, Niken kepada Sariagri, Jumat (13/8/2021).

Warga berharap pemerintah serius dalam memberikan bantuan kepada warga terdampak pandemi covid-19. Mereka menginginkan bantuan pangan yang disalurkan benar-benar bisa diolah untuk kebutuhan makan sehari-hari ditengah lesunya daya belanja masyarakat akibat ekonomi merosot tajam.

“Ya, berharap pemerintah mendengar keluhan kami warga yang terdampak, banyak yang kehilangan pekerjaan akibat wabah covid-19. Kami butuh makan, bukan malah dikirimi daging bau yang tak layak dimasak seperti itu, “ ucapnya dengan nada kesal.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Sukorejo, Radi Wijaya mengatakan warga agar segera melapor jika menemukan ada komoditas yang dinilai memberatkan dan tak layak  konsumsi.

Menurutnya komoditas bansos BPNT di wilayah perak masuk kategori mandiri. Jika pemerintah mau tegas, harus semua e-warung yang ada di Jombang sebagai pelaksana diperiksa dalam mendistribusi dan melayani bansos.

“Itu kan sebagian kecil kasus yang ditemukan. Ya hanya satu itu, kalau pemerintah serius periksa itu semua e-warung kenapa bisa terjadi seperti itu. Jika warga menemukan begitu langsung aja melapor, jangan malah diam, “ terang  Kades Sukorejo, Radi Wijaya.

Meski pihak pemerintah Desa Sukorejo membantah kasus temuan daging ayam busuk hanya satu warga. Namun tim dari dinas sosial Kabupaten Jombang yang turun ke lapangan menemukan ada sekitar 25 orang yang diketahui menerima bansos daging tak layak konsumsi tersebut.

Baca Juga: Duh, Warga Penerima Bansos dari Kemensos Keluhkan Daging Ayam Busuk
Jarang Ada yang Tahu, Begini Perbedaan Daging Ayam yang Diolah Jantan atau Betina

Data dinas sosial setempat mencatat, saat ini di Kabupaten Jombang ada sekitar 92.000 warga yang menerima bantuan sosial dari program BPNT Kemensos RI. Jumlah ini naik dari bulan sebelumnya yakni sekitar 88.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Setiap KPM akan menerima bantuan senilai Rp200.000 melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang ditukarkan dengan sembako di jaringan layanan bernama e-warung.  Penerima akan mendapatkan empat komoditas berupa beras sebagai sumber karbohidrat, telur, daging ayam kentang dan bawang putih.