Keren, Peneliti Gunakan Panel Surya untuk Hasilkan Protein dari Mikroba

Ilustrasi - Yogurt. (Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 2 Agustus 2021 | 11:00 WIB

SariAgri - Mikroba berperan penting dalam menghasilkan pangan dan minuman sumber protein yang selama ini dikonsumsi manusia. Keju, susu, yogurt, tempe, kecap menjadi sumber protein pangan penting yang dihasilkan atas keberadaan mikroba.

Seiring bertambahnya populasi dunia, permintaan pangan akan terus meningkat. Jika pemenuhan permintaan hanya dipenuhi dari pertanian konvensional, biaya lingkungan yang dihasilkan akan sangat besar.

Tim peneliti internasional dari Universitas Göttingen berhasil menunjukkan dengan menggunakan panel surya dapat dihasilkan protein dari mikroba yang kaya nutrisi, lebih berkelanjutan, efisien dan ramah lingkungan dibanding pertanian konvensional.

Mereka menggunakan energi matahari, tanah, nutrisi dan karbon dioksida dari udara. Melalui simulasi komputer yang diambil langsung dari hasil laboratorium, peneliti memodelkan fasilitas produksi makanan dari mikroba skala besar. Dengan metode itu, mereka dapat menghasilkan biomassa mikroba kaya protein yang dapat dipanen dan diolah menjadi bubuk.

Bubuk protein mikroba yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan ternak bahkan makanan untuk manusia.

Dalam simulasi dapat dihitung setiap satu kilogram protein hasil dari mikroba yang dibudidayakan dengan tenaga surya hanya membutuhkan 10 persen luas lahan pertanian konvensional paling efisien sekalipun.

Karena dapat meminimalkan penggunaan air dan pupuk, produksi makanan protein dari mikroba budidaya dapat dilakukan di lokasi daerah yang tidak cocok untuk pertanian seperti gurun.

“Kami berharap protein dari mikroba juga bermanfaat sebagai suplemen makanan manusia karena menyediakan sumber protein berkualitas tinggi yang terdiri dari semua asam amino esensial, vitamin dan mineral,” kata Dorian Leger dikutip dari uni-goettingen.de

Baca Juga: Keren, Peneliti Gunakan Panel Surya untuk Hasilkan Protein dari Mikroba
Perkuat Branding Agar Beras Bali Tak Kalah Bersaing dengan Daerah Lain

Leger menambahkan, teknologi itu berpotensi dalam mendukung produksi pangan sekaligus mencegah kerusakan lingkungan. Sebab, metode pertanian saat ini berkontribusi pada pencemaran ekosistem dan menipisnya cadangan air global.

“Saat ini 30-40 persen dari tanah bumi digunakan untuk pertanian, namun satu dari sepuluh orang kekurangan gizi. Mengintegrasikan budidaya mikroba kaya nutrisi dengan sistem energi terbarukan seperti panel surya berpotensi menghasilkan lebih banyak makanan dengan sumber daya yang lebih sedikit. Ini dapat membebaskan sejumlah besar lahan pertanian,” kata Leger.

Video terkait: