Ramai Borong Susu Beruang untuk Imun, Ini Penjelasan Ahli

Ilustrasi - Minuman susu. (Piqsels)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 5 Juli 2021 | 15:10 WIB

SariAgri - Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan dengan video masyarakat yang berebut untuk membeli susu beruang. Tak hanya itu, beberapa pedagang di e-commerce juga terlihat tengah menaikkan harga susu beruang di atas harga normal.

Spesialis Gizi Rumah Sakit Pelni Jakarta, dr. Jovita Amelia mengatakan susu merupakan salah satu sumber nutrisi yang baik untuk tubuh.

"Yah prinsipnya sama sih, mesti jaga imun tubuh salah satunya dengan makanan yg bernutrisi. Susu itu salah satu sumber nutrisi karena mengandung protein, vitamin dan mineral,"ujarnya saat dihubungi Sariagri.id, Senin (5/7/2021).

"Nah jadi susu bisa membantu kita memenuhi kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama masa pandemi," katanya.

Jovita menjelaskan, total kalori persaji susu beruang dan lainnya kurang lebih sama, yaitu 0.7 kkal/ml. Sementara kandungan protein sama 6 gr persaji.

Namun, ada beberapa kandungan di dalam susu beruang yang memang lebih tinggi dari jenis UHT.

"Lemak total lebih banyak di susu beruang yaitu 7 gr persaji di UHT 5 gr. Karbohidrat kg kurleb sama sekitar 9-10 gr Kandungan natrium susu beruang lebih tinggi 115 gr dan UHT sekitar 40gr," jelasnya.

"Nah jadi kalau bandingin susu beruang dengan UHT full cream kurang lebih sama komposisinya. Bedanya lagi kalau susu beruang putih kayanya nggak difortified vitamin-vitamin kalau UHT ada. Kalau bear brand yang gold atau lain-lain ada fortified-nya juga," jalasnya.

Selain itu, susu beruang dengan merek bear bran juga mengklaim sebagai susu steril. Artinya, susu ini telah melewati proses pemanasan bersama kalengnya selama 30 menit.

Baca Juga: Ramai Borong Susu Beruang untuk Imun, Ini Penjelasan Ahli
IDI Tegaskan Susu Beruang Tak Bisa Obati Covid-19

Dia mengatakan susu jenis apapun baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, jika tidak menyukai susu dapat diganti dengan makanan bernutrisi lain.

"(Susu UHT yang ada perisa cokelat atau strawberi) nggak apa-apa (dikonsumsi) kalau nggak ada penyakit diabetes karena yang rasa-rasa itu biasanya kandungan gulanya tinggi," katanya.

Video terkait: