Menilik Manfaat Telur yang Penuh Kontroversi

Ilustrasi Memasak Telur yang Sehat. (Freepik)

Editor: Dera - Rabu, 12 Mei 2021 | 16:30 WIB

SariAgri - Telur merupakan makanan kaya protein yang disukai banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tak heran, jika makanan yang satu ini dinilai menyehatkan tubuh.

Namun di balik kandungan dan khasiatnya, manfaat telur ternyata pernah menuai kontroversi. Di mana pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, banyak penelitian menyebut telur sebagai sumber kolesterol berbahaya yang menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung serta stroke yang sangat tinggi di Amerika.

Beberapa tahun setelahnya, banyak juga penelitian yang menyebutkan telur sebagai sumber protein yang sangat baik, antioksidan unik seperti lutein dan zeaxanthin, serta banyak vitamin dan mineral, termasuk riboflavin dan selenium, semuanya ada dalam kemasan telur yang cukup rendah kalori.

Mengutip undark.org, sekitar Maret 2019 lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA kembali menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi telur setidaknya 2 butir dalam sehari, berisiko terkena penyakit kardiovaskular dan kematian masing-masing sebesar 17 persen dan 18 persen.

Risiko penyakit dan kematian ini akan bertambah setiap konsumsi setengah telur tambahan. Studi ini sangat besar karena melibatkan hampir 30.000 peserta, sehingga hasilnya bisa diandalkan.

Tetapi temuan ini diragukan para ilmuwan lain seperti Edward Archer dan Carl Lavie, serta John Ioannidis dari Universitas Stanford. Mereka mengatakan, penelitian nutrisi seperti itu cenderung tidak dapat diandalkan, karena hampir semuanya didasarkan pada studi observasional yang tidak tepat, tidak memiliki kontrol dan tidak mengikuti metode eksperimental.

Lalu manakah yang harus kita percaya? Michael Blaha, ahli jantung di Universitas Johns Hopkins mengatakan, mustahil untuk memisahkan efek dari satu makanan atau satu makronutrien tertentu dari makanan yang menyertainya dan makronutrien yang menjadi ciri pola diet yang khas.

Sebagian besar ahli merekomendasikan untuk menghindari makanan olahan sebanyak mungkin dan tetap berpegang pada diet seperti Mediterania karena masuk akal secara intuitif.

Baca Juga: Menilik Manfaat Telur yang Penuh Kontroversi
Telur Dipecahkan Pembeli, Reaksi Pegawai Minimarket Ini di Luar Dugaan

Pola makan Mediterania tidak terlalu membatasi, tetapi kaya buah dan sayuran serta memiliki jenis lemak dan biji-bijian yang tepat termasuk ikan dan umumnya protein tanpa lemak.

Intinya, telur tetap mengandung protein dan kandungan lain yang baik untuk tubuh. Namun perlu diingat Sobat Agri, jangan konsumsinya secara berlebihan ya agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.