Usai Santap Menu Berbuka, 60 Warga Keracunan dan 1 Meninggal Dunia

Warga Keracunan Massal usai Santap Menu Buka Puasa di Masjid. (SariAgri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 4 Mei 2021 | 11:15 WIB

SariAgri -  Satu diantara 60 warga Desa Plumpung Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, diduga mengalami keracunan massal usai menyantap hidangan berbuka puasa di salah satu masjid di desa mereka, dan ada yang meninggal dunia.

Sukinem (70 tahun) menjadi salah satu korban keracunan massal usai buka puasa bersama di masjid An-Annur Dukuh Tawing Desa Plumpung. Sukinem meninggal setelah sempat dirawat di Puskesmas Plaosan.

“Iya benar, Mbah Sukinem, salah satu korban keracunan massal telah meninggal dunia. Kata dokter ia mengalami hipertensi,” papar Kepala Desa Plumpung Jaelani Wahyudiarto kepada SariAgri, Selasa (4/5/2021).

Kapolsek Plaosan AKP M Munir, menjelaskan korban mengalami keracunan usai berbuka puasa dan di rawat di Puskesmas Plaosan. Namun setelah dua hari dirawat, sudah sehat dan diizinkan pulang.

“Rabu korban dirawat, Jumat pagi pulang setelah sehat, kemarin Senin pagi meninggal dunia. Namun demikian korban dinyatakan meninggal karena hipertensi, bukan disebabkan keracunan kemarin. Korban juga sudah sepuh dan sering pingsan,” ujar AKP M Munir.

Pihak kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus keracunan massal tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya, 60 orang terpaksa dirawat di tiga tempat yakni Puskesmas Plaosan, Puskesmas Poncol dan Klinik Muhamadiyah di Kabupaten Magetan usai keracunan akibat menkonsumsi hidangan berbuka puasa di masjid An-Annur Dukuh Tawing.

Rinciannya, 53 pasien dilarikan ke puskesmas plaosan, 41 orang rawat inap dan empat orang sudah diijinkan pulang dan 12 orang menjalani rawat jalan. Umumnya mereka mengaku mengalami gejala seperti diare, pusing, mual, muntah dan dehirasi hebat.

"Saat ini sebagian pasien masih diinfus untuk mendapatkan perawatan intensif," ungkap pegawai Puskesmas Plaosan, Wahyudi.

Sementara sampel makanan, telah diamankan pihak kepolisian dan dinas kesehatan untuk dikirim ke laboratorium Surabaya guna mengetahui penyebab keracunan tersebut.

“Kami telah mengambil sampel makanan berupa potongan ayam yang tersisa untuk mengirim ke laboratorium rujukan guna menindak lanjuti peristiwa keracunan tersebut,” kata kabid pencegahan dan pengendalian penyakit dinas kesehatan Kabupaten Magetan dr Rohmat Hidayat.

Untuk mendalami kasus ini, tim dinkes setempat juga sudah memeriksa penyedia menu berbuka puasa. Termasuk mengetahui bahan yang dimasak, berikut proses memasakannya sampai makanan itu disajikan.

“Informasi yang kami dapat bahan baku dalam batas normal semua, ayamnya ayam potong dan sayurnya yang digunakan juga dari tanaman sendiri,” jelasnya.

Berdasarkan gejalanya dan melihat jangka waktu konsumsi hingga timbul gejala. Ia menduga, keracunan massal tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus, karena ada masa inkubasi jika penyebabnya adalah infeksi melalui bakteri atau virus.

“Jadi bakteri itu yang menyebabkan gejala, kalau gejala keracunan makanan biasanya cepat. Toksin bakteri atau virus tergantung uji sampel nanti bagaimana,” papar dokter rohmat.

Pihaknya berharap agar korban keracunan massal tidak bertambah lagi. Karena berdasarkan informasi yang menerima makanan ada 167 porsi.

“kalau yang memakan berapa kita kurang tau. Karena ada sebagian yang dibawa pulang dan ditempat juga. Semoga korban tidak bertambah lagi, apalagi sekarang korban sudah mencapai 60 orang,” ucapnya.

Baca Juga: Usai Santap Menu Berbuka, 60 Warga Keracunan dan 1 Meninggal Dunia
Kue Bolu Cupu, Kuliner Khas Sehat untuk Sambut Hari Raya

Kondisi saat ini, beberapa pasien korban keracunan sudah mulai membaik dan berangsur-angsur sudah bisa pulang dari puskesmas plaosan.

“Kalau yang dirawat hari ini sudah membaik. Keluhannya hanya lemas karena banyak cairan keluar karena diare,” tutupnya.