Begini Efek Kebiasaan Makan Saat Ramadan di Masa Pandemi COVID-19

Ilustrasi menu makanan ketika Ramadan. (Pixabay)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 21 April 2021 | 04:00 WIB

SariAgri -  Selama Ramadan, Muslim di seluruh dunia menjalankan puasa selama 30 hari, tidak makan dan minum, sambil menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk salat.

Melalui pandemi COVID-19 ini, umat Islam perlu mengikuti pola makan sehat kaya nutrisi yang akan memberikan kekebalan, energi, dan gizi sepanjang hari serta menghindari masalah kesehatan.

Puasa memungkinkan tubuh untuk memfokuskan energinya satu per satu, dan dengan demikian menghentikan pencernaan untuk jangka waktu tertentu memungkinkan sistem kekebalan menjadi lebih aktif. Ini akan bisa membantu tubuh memperbaiki sel dan melawan kuman dengan lebih baik.

Antara sahur dan buka puasa adalah saat sistem kekebalan akan paling aktif tetapi untuk memastikan hal ini, kebutuhan untuk makan makanan sehat adalah penting, tidak peduli seberapa besar keinginan Anda untuk kembali tidur.

Jika Sobat Agri tidak bangun untuk sahur, tubuh akan stres karena kelaparan yang berkepanjangan, yang dapat menurunkan kekebalanmu. Penelitian telah menunjukkan bahwa puasa dapat memulihkan sistem kekebalan dan membantu melawan infeksi.

Dilansir dari The Daily Star, dalam hal membangun pola makan yang sehat selama Ramadan, kuncinya adalah memilih makanan yang lebih ringan tetapi mengenyangkan yang akan membantu tubuh Kamu mengisi kembali semua nutrisi yang mungkin hilang sepanjang hari.

Cobalah untuk mengkonsumsi makanan seperti biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, polong-polongan, kacang-kacangan, produk susu atau alternatif, dan sumber protein. Apa dan bagaimana Kamu makan akan memainkan peran penting dalam membantu jadi sehat dan kebal selama Ramadan.

Salah satu makanan terbaik untuk berbuka puasa adalah kurma. Buah ini sangat efektif meningkatkan gula darah dengan cepat karena mudah dan cepat diserap. Bisa dikonsumsi saat sahur atau buka puasa.

Di bulan Ramadan, kita perlahan-lahan mengalami dehidrasi sepanjang hari. Jadi, setelah kita berbuka puasa dan selama periode non-puasa, kita membutuhkan makanan yang memasik air ke dalam tubuh kita, bukan mengurasnya lebih jauh.

Tambahkan salad sebagai pendamping makanan utama Anda saat buka puasa. Sayuran hijau dan sayuran dalam salad tidak hanya akan mengisi perut Anda dengan volumenya, tetapi salad juga mencegah Kamu mengonsumsi terlalu banyak kalori sekaligus.

Antioksidan dalam makanan, terutama buah dan sayuran berwarna dapat membantu mencegah kerusakan sel, sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Itulah mengapa mengonsumsi buah-buahan sebagai camilan di sela-sela buka puasa dan sahur sangat dianjurkan.

Kamu juga dapat mempertimbangkan untuk minum air kelapa dan minuman buah yang sangat melembabkan. Cairan sangat penting untuk kesehatan dan vitalitas tubuh selama masa puasa dan penting untuk minum banyak air putih, selain minuman menyegarkan lainnya.

Kita perlu minum delapan gelas air setiap hari dari buka puasa hingga sahur untuk mencegah dehidrasi dan sembelit.

Karbohidrat kompleks adalah makanan yang membantu melepaskan energi secara perlahan selama berjam-jam berpuasa. Ini dapar ditemukan dalam makanan seperti jelai, gandum, oat, kacang-kacangan, lentil, tepung gandum, dan nasi.

Baca Juga: Begini Efek Kebiasaan Makan Saat Ramadan di Masa Pandemi COVID-19
Selama Ramadan, di Semarang Ada Warung Makan Gratis untuk Umat

Makanan yang harus dihindari di bulan Ramadan adalah makanan yang digoreng, tinggi gula, dan makanan berlemak tinggi termasuk makanan manis. Metode memasak juga berperan besar dari diet seimbang di bulan Ramadan. Menggoreng dan menggunakan minyak secara berlebihan berbahaya.

Ramadan ini adalah kesempatan bagus untuk mempraktikkan kebiasaan baik yang bisa terus dilanjutkan bahkan setelah bulan suci berakhir dan selama COVID 19.