Baca Label Kemasan Sebelum Minum, Tidak Semua Susu Sapi Baik Bagi Kesehatan

Produk susu olahan (Balitbangtan)

Penulis: Reza P, Editor: M Kautsar - Selasa, 16 Maret 2021 | 15:40 WIB

SariAgri - Selama berabad-abad, susu sapi sudah banyak dikonsumsi manusia di berbagai penjuru dunia karena dianggap kaya manfaat.

Segelas susu mengandung 37 persen laktosa dan 27 persen protein, 30 persen lemak dan sisanya adalah mikronutrisi. Ada beberapa jenis protein di dalam susu sapi seperti kasein, betakasein, dan height protein.

Dokter Spesialis Gizi Klinik pada Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM, dr Fiastuti Witjaksono dalam pemaparannya belum lama ini mengatakan untuk betakasein, dalam protein susu sapi setidaknya terkandung 39 persen betakasein. Ada dua jenis betakasein yang dikenal luas yaitu betakasein A1 dan betakasein A2.

Namun nyatanya tidak semua jenis susu sapi baik bagi kesehatan. Betakasein pada sapi di Eropa berbeda dengan mamalia lain karena adanya sejarah mutasi. Ahli dari Lincoln University, Selandia Baru, Profesor Keith Bernard Woodford mengatakan belum jelas penyebab mutasi tersebut.

Betakasein pada mamalia di Asia dan Afrika semuanya adalah A2. Sedang, A1 hanya ditemukan di Eropa.

Meski demikian, dipastikan mutasi tersebut lantas menyebabkan terciptanya protein A1 betakasein.

"Awalnya, semua sapi merupakan tipe A2. Istilah A2 mengacu pada karakteristik betakasein dalam susu. betakasein ialah jenis protein yang penting yang terdapat dalam semua susu mamalia. Adanya mutasi genetika sapi membuat munculnya sapi A1 yang menghasilkan susu sapi yang mengandung betakasein A1 dan susu sapi A2 yang mengandung betakasein A2," kata Woodford.

Senada dengan Profesor Woodford, dr Fiastuti mengatakan bahwa betakasein A1 dan betakasein A2 dicerna secara berbeda oleh tubuh manusia. Apabila betakasein dicerna dan diabsorbsi ada bagian fragmen betakasein yang akan mempengaruhi aktivitas biologis seseorang.

"betakasein A1 melepaskan fragmen yang disebut sebagai beta- casomorphin-7 (BCM-7). Fragmen BCM-7 inilah yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, diantaranya masalah pencernaan," kata Fiastuti.

Susu sapi dengan kandungan A1 disebut akan lebih sulit dicerna ketimbang susu sapi A2. Hal inilah yang menyebabkan gejala malabsorbsi seperti perut kembung, bunyi pada perut, hingga rasa ingin buang air besar.

Karena sulit dicerna, konsumsi susu sapi A1 dapat menyebabkan gangguan pada tubuh terutama di bagian pencernaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Oleh sebab itu, susu yang dianjurkan adalah susu dari jenis sapi A2 karena dianggap lebih mudah dicerna.

Dr Fiastuti memaparkan bahwa, berdasarkan penelitian di China, susu yang mengandung betakasein A2 memiliki efek gastrointestinal lebih ringan, termasuk pada orang yang mengalami intoleransi laktosa.

Baca Juga: Baca Label Kemasan Sebelum Minum, Tidak Semua Susu Sapi Baik Bagi Kesehatan
Optimalisasi Manfaat Susu Unta Terus Dilakukan

Dia mengatakan sejauh ini susu yang dihasilkan sapi di Indonesia mengandung betakasein A1 karena ada kawin silang hingga terjadi pencampuran genetik antara sapi lokal dengan sapi yang diimpor dari negara barat.

Beberapa produk susu yang memiliki kandungan betakasein A2 di antaranya adalah susu UHT, yoghurt, dan susu bubuk.

Mengingat betakasein A2 merupakan sebuah keistimewaan, biasanya produsen susu akan menuliskannya di kemasan. Oleh sebab itu sebaiknya saat membeli susu, kenali lebih jeli label kemasan.