Petani Cibiuk Antusias Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan

Varietas Padi Inpari 43 (Balitbangtan)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 15 Maret 2021 | 15:10 WIB

SariAgri - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk terus menggaungkan pertanian ramah lingkungan. Upaya ini mendapatkan respon positif dari Kelompok Tani Salem Sari, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Garut, Jawa Barat.

"Sangat antusias, karena kembali ke alam, istilah na mah bahan-bahan yang udah ada bisa dimanfaatin, dari daerah kita aja, pupuk kandang udah ada, kan ada ternaknya, ada sapi disini, bisa ternyata semua dimanfaatin, jadi kan lebih hemat dan bagus," ujar Ketua Poktan Salem Sari, Yuyun Wahyuna atau yang akrab disapa Abah Uyun.

Abah Uyun mengatakan dirinya sudah tidak sabar menerapkan kegiatan dan melihat hasilnya.

"Kalau sekarang yang biasa Abah sama petani disini laksanakan dari 100 tumbak itu 1 ton. Artinya kalau dari 1 tumbak 10 kg, makanya tadi waktu Kepala Balai (BPTP Jabar) bilang dari 1 hektare 7 ton bisa dapat 1 ton lagi, itu berarti sangat bagus, sangat berterima kasih sekali adanya sosialisasi ini," kata Abah.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat (BPTP Jabar), Wiratno mengatakan Balitbangtan sejak beberapa waktu lalu telah menginisiasi budidaya padi ramah lingkungan yang didukung teknologi, salah satunya varietas unggul baru. Penggunaan pupuk anorganik dan penggunaan bahan kimia lain juga dibatasi.

"Saya bisa jamin, dengan teknologi ini jika semua sesuai dengan arahan, peningkatannya dari satu hektar bisa satu ton," kata Wiratno.

Anggota Komisi IV DPR Haerudin optimistis dengan budidaya padi ramah lingkungan. Dia berharap nantinya Cibiuk tidak hanya dikenal karena sambalnya, tetapi juga varietas pertanian organiknya. Haerudin mengapresiasi teknologi yang dikeluarkan Balitbangtan.

"Saya bersyukur, pertama mendengar teknologi ramah lingkungan. Kedua proses pola pertanian diubah, yang masyarakat kita ketergantungan kepada pupuk anorganik, memang mau diarahkan, mau dibawa ke areal pupuk organik yang memang tanggung jawab kita memperbaiki lingkungan pertanian kita," jelasnya.

Dia mendorong BPTP dan Balitbangtan agar terus berjuang meyakinkan petani agar beralih ke organik.

Terpisah, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menambahkan salah satu komitmen Balitbang adalah mengembangkan teknologi pertanian ramah lingkungan.

“Berbagai produk dan teknologi budidaya ramah lingkungan telah kami hasilkan. Misalnya varietas padi green super rice dan pupuk organik hayati agrimeth yang mendukung pertanian ramah lingkungan. selain itu juga ada produk berbasis nanoselulosa dan nanobiosilika,” katanya.

Beberapa varietas unggul baru yang dikenalkan di Cibiuk antara lain Inpari 43 GSR, Inpari 39 dan Inpari IR Nutrizinc. Menurut Abah Uyun, sebelumnya petani di wilayah itu juga sudah mengenal varietas dari Balitbangtan, khususnya Mekongga.

“Dulu disini sudah menanam Inpari. Cuma Abah nggak tahu Inpari berapanya, baru sekarang tahu Inpari teh macem-macem, sama satu lagi Mekongga,” ungkap Abah Uyun.

Fadjry mengatakan Inpari 43 termasuk dalam Green Super Rice, yaitu padi ramah lingkungan sehingga tidak membutuhkan banyak pupuk namun lebih banyak aplikasi bahan organik.

Baca Juga: Petani Cibiuk Antusias Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan
Varietas Padi dan Teknologi Adaptif Lahan Rawa di Food Estate Kalteng

Balitbangtan telah melakukan sosialisasi varietas unggul baru (VUB) padi khusus dan spesifik lokasi berbasis teknologi pertanian ramah lingkungan yang diperkenalkan BPTP Jabar, pekan lalu.

Sosialisasi tidak hanya dihadiri petani, teteapi juga Kepala Desa Cibiuk, Perwakilan Kecamatan Cibiuk, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Garut dan anggota Komisi IV DPR Haerudin.