Hanya di Kota Ini, Warganya Sibuk Kuliner Sarapan pada Pukul 4 Pagi

Kun Chiang Bang Rak adalah salah satu dari banyak tempat di Trang yang menyajikan adonan goreng dalam ala Kanton untuk sarapan (BBC/Austin Bush)

Editor: Dera - Rabu, 10 Maret 2021 | 16:20 WIB

SariAgri - Sarapan merupakan kegiatan wajib sebelum memulai aktivitas karena menjadi salah satu sumber energi untuk tubuh. Biasanya orang menikmati sarapan sekitar pukul 07.00 atau 08.00 WIB.

Berbeda dengan Indonesia, salah satu kota di Thailand bagian selatan yaitu Trang memiliki kebiasaan sarapan yang unik. Tak tanggung-tanggung, sebagian besar masyarakat di kota ini sudah memulai kegiatan sarapan sejak pukul 04.00 pagi.

Biasanya, masyarakat di kota itu akan sarapan di aula dim sum yang sangat besar. Aula itu merupakan restoran berusia puluhan tahun yang menjual semangkuk mie kukus dan bubur beras, kafe dan kios yang menawarkan kari, tumisan dan sup. 

Paa thawng ko, kue  <a target='_BLANK' href='//sariagri.id/article/topic/37496/Tepung'>tepung</a>   <a target='_BLANK' href='//sariagri.id/article/topic/4033/Beras'>beras</a>  fermentasi yang menjadi salah satu dari banyak hidangan Cina yang dimasukkan ke dalam tarif sarapan Trang (BBC/Austin Bush)
Paa thawng ko, kue tepung beras fermentasi yang menjadi salah satu dari banyak hidangan Cina yang dimasukkan ke dalam tarif sarapan Trang (BBC/Austin Bush)

Terdapat juga pedagang pinggir jalan yang menjajakan kue dan yang paling terkenal adalah kios yang menjual daging babi panggang.

Seperti diberitakan BBC, banyaknya pekerja membuat budaya sarapan begitu lekat di kota ini. Salah satunya pekerja penyadap karet yang sudah bangun sejak pukul 02.00 pagi karena getah yang harus dikumpulkan sejak pagi. Karet merupakan tanaman penting di pedesaan sekitar Trang.

"Restoran di Trang menampung berbagai jenis pekerja," jelas seorang pemilik restoran, Khanaporn Janjirdsak.

Selain itu, faktor lainnya adalah percampuran budaya dari imigrasi. Sejak abad ke-15, perdagangan dan prospek pekerjaan telah menarik imigran Tiongkok ke berbagai titik di sepanjang pantai Laut Andaman Thailand.

Trang menjadi rumah untuk imigran dengan jumlah yang tidak proporsional. Akibatnya, Trang menjadi tempat peleburan virtual budaya Tionghoa, dengan Hakka, Hokkien dan Teochew di antara bahasa Tionghoa regional yang digunakan di sana. Namun, orang Kantonlah yang paling berpengaruh pada sarapan di Trang.

Jip Khao adalah salah satu tempat Trang yang paling lama dan dihormati untuk sarapan dim sum (BBC/Austin Bush)
Jip Khao adalah salah satu tempat Trang yang paling lama dan dihormati untuk sarapan dim sum (BBC/Austin Bush)

Generasi keempat pemilik Jip Khao dari Kanton, Yaowanee Thirakleela, menjelaskan kebiasaan masyarakat yang hanya datang minum teh kini bertambah dengan menyantap sajian yang ada di restoran. Jip Khao sendiri merupakan tempat paling lama dan dihormati di Trang untuk dim sum.

"Dulu, orang hanya datang dan minum teh. Tidak banyak yang bisa dimakan dengan teh, sepasang pangsit kukus, mungkin juga adonan yang digoreng," tuturnya.

Selama beberapa dekade, kedai teh Trang pun semakin berkembang dengan menawarkan beragam jenis makanan. Saat ini, kota ini identik dengan aula dim sum luas yang menawarkan lusinan pilihan dikukus dan digoreng, serta hidangan mie dan nasi. Tapi Jip Khao adalah salah satu dari sedikit yang mempertahankan menu item dim sum yang relatif kecil, semuanya dibuat sendiri dan dikukus dengan gaya tradisional di nampan lebar daripada di keranjang bambu kecil.

Dim sum bergaya Trang terasa sederhana dan hangat, isian yang hampir seluruhnya berbahan dasar daging babi. Dan sisa-sisa budaya teh Tiongkok masih dapat dilihat di stasiun minuman standar di Jip Khao dan rekan-rekannya, di mana sebagian besar cangkir kopi dan teh manis dituangkan melalui saringan kain seperti kaus kaki.

Thirakleela mengaku bangga bahwa restorannya mungkin satu-satunya di kota yang terus menyajikan teh Cina dengan cara kuno yaitu dari teko seperti cangkir dan dibubuhi kelopak bunga krisan yang harum.

“Pada zaman ayah saya, mereka minum banyak teh. Mereka bisa makan makanan berlemak (babi panggang) dan masih berumur panjang!”

Trang juga begitu terkenal dengan daging babi panggang. Makanan ini berasal dari festival dan perayaan Tiongkok.

“Kamu tidak perlu saus untuk daging babi panggang ala Trang, ini sudah dibumbui, rasanya sudah sempurna.” kata Janjirdsak.

Tak hanya sajian berbahan daging babi, Trang juga memiliki kios-kios makanan halal. Populasi Muslim di kota itu cukup signifikan.

Baca Juga: Hanya di Kota Ini, Warganya Sibuk Kuliner Sarapan pada Pukul 4 Pagi
Sajian Menggugah Khas Tahun Baru Islam, dari Bubur Suro hingga Kue Gandum

Salah satunya adalah Di Ko Lay, kedai kari yang dikelola oleh Thanatip Boonyarat, berada di Jalan Thanon Kan Tang. Kari biasanya habis terjual pukul 09.00.

“Orang-orang di Trang memiliki reputasi sebagai pemakan makanan. Orang-orang di tempat lain (di Thailand) makan tiga mungkin empat kali sehari, tetapi orang-orang di Trang makan sembilan kali sehari,"katanya.