Sambal Belut Asal NTB Diminati Pembeli dari Dalam dan Luar Negeri

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Minggu, 28 Februari 2021 | 17:00 WIB
SariAgri - Bisnis dapat dimulai dengan berbagai cara, bahkan secara tidak sengaja. Seperti yang dilakukan Lina Deviana, pedagang sambal asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bisnis sambal belut khas Lombok miliknya yang dirintis sejak tahun 2014 berawal dari ketidaksengajaan. Saat itu, lanjut dia, temannya penasaran ingin mencicipi sambal belut buatannya.
"Awal dimulainya bisnis ini sejak tahun 2014. Waktu itu secara tidak sengaja salah seorang teman ingin mencoba seperti apa sih sambal belut ini. Nah setelah diberi tester, tanggapannya positif dan langsung bilang ini sambal enak banget, kenapa nggak dijual saja? Jarang loh ada yg jual sambal belut. Apalagi ini khas Lombok," ujarnya saat dihubungi SariAgri.id, beberapa waktu lalu.
Setelah mendapatkan masukan dari temannya itu, Lina mencoba membuat sambal belut sesuai pesanan. Ternyata, sambutannya sangat positif hingga akhirnya produksi dilakukan setiap hari seperti sekarang.
"Saya memulai produksi, awalnya hanya menerima made by order saja. Alhamdulillah sampai hari ini sudah bikin untuk stok setiap hari. Jadi sambalnya ready stok setiap hari," kata Lina.
Berita Pangan - Baca Juga: Lima Jenis Ikan yang Bisa Dibudidayakan di Air Payau
10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan
Saat ini, sudah ada lima varian sambal khas Lombok yang dijual Lina. Varian tersebut adalah sambal belut, sambal baby cumi, sambal ikan tongkol, sambal daging sapi dan sambal ikan asin.
"Untuk saat ini yang masih jadi favorit sambal belut, sambal baby cumi, sambal ikan tongkol. Ketiganya ini merupakan best seller dari produk kami," ujar Lina.
Salah satu kelebihan sambal khas Lombok buatan Lina adalah bebas bahan pengawet. Meski tanpa bahan pengawet, namun aman untuk dikirim ke seluruh Indonesia dan mancanegara.
"Alhamdulillah untuk pemasaran sambal kami sekarang sudah bisa dikirim ke seluruh Indonesia. Kami juga sudah sering mengirim sambal ke luar negeri seperti ke Jepang, Australia, Taiwan, Singapura, Malaysia. Untuk pengiriman ke luar negeri, sambalnya masih aman untuk dikonsumsi ya. Meskipun tanpa bahan pengawet," jelasnya.
Baca Juga: Sambal Belut Asal NTB Diminati Pembeli dari Dalam dan Luar NegeriJaga Ketahanan Pangan, KemenPUPR Kembangkan Food Estate Berkelanjutan
Untuk pemasaran Lina mengandalkan media sosial dan e-commerce.
"Pemasarannya pakai Facebook, Instagram sama Line. Kami juga menggunakan e-commerce," kata Lina
Lina mengungkapkan meski usahanya telah berjalan bukan berarti tanpa tantangan. Selama menjalankan usahanya tantangan yang dihadapi mulai dari harga cabai yang kadang melonjak hingga kompetitor di kota asalnya.
"Tantangannya kalau jual sambal di Lombok itu banyak saingannya.. Sama daya beli masyarakat disini masih relatif rendah, masih sering nawar padahal harga produksi meningkat, proses produksinya lumayan memakan banyak waktu," pungkasnya.