• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Pangan

Tempe Koro Pedang Solusi Mahalnya Harga Kedelai Impor

sariagri.id - Selasa, 23 Februari 2021 | 12:00 WIB

tempe tahu, pangan, bahan dasar tempe tahu, pertanian pangan, ketahanan pangan, Teknologi pangan, tanaman pangan, Food Estate

Koro Pedang alternatif pengganti kedelai. (Balitbangtan)
Koro Pedang alternatif pengganti kedelai. (Balitbangtan)

Berita Pangan - Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian (BB Pascapanen) meneliti bahan dasar tempe tahu dengan kacang-kacangan lain selain kedelai.

Editor: Arif Sodhiq

SariAgri - Pada awal tahun 2021 terjadi lonjakan harga kedelai impor yang memaksa sabagian produsen tempe menghentikan produksinya. Akibatnya tempe sulit didapatkan di pasaran. Kalaupun ada harganya lebih tinggi dari biasanya dan jumlahnya juga terbatas.

Untuk mengurangi ketergantungan pada kedelai, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian (BB Pascapanen) meneliti bahan dasar tempe tahu dengan kacang-kacangan selain kedelai.

Salah satu bahan dasar alternatif tempe tahu adalah kacang koro pedang. Dari sisi budidaya, koro pedang merupakan tanaman yang mampu tumbuh di lahan marjinal sehingga tidak perlu bersaing memperebutkan tanah subur untuk menanamnya.

Sifat fisik koro pedang berbeda dengan sifat kedelai. Biji koro pedang diselimuti kulit biji yang sangat tebal dan menempel kuat serta ukuran bijinya hampir tiga kali lebih besar dari biji kedelai. Karena ukurannya besar, biji koro pedang harus dicacah terlebih dahulu agar permukaan biji cukup luas untuk pertumbuhan ragi tempe.

Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan

Peneliti Balitbangtan Dr. Endang Yuli Purwani di laman Balitbangtan mengatakan tempe koro pedang mengandung peptida aktif. Peptida itu dapat menghambat aktivitas ACE (Angiotensin Converting Enzyme) yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Aktivitas penghambatan itu lebih baik dibandingkan peptida serupa dalam tempe kedelai.

“Kacang koro pedang mengandung karbohidrat, protein serta serat yang baik untuk tubuh. Apalagi kacang ini juga memiliki rasa gurih yang membuat tempe makin lezat. Keunggulan lainnya yakni kacang koro pedang dibanderol dengan harga relatif lebih murah dari kedelai,” jelasnya.

Selain keunggulan, tempe koro pedang juga mempunyai kelemahan dari daya simpannya. Tempe koro pedang tidak tahan lama seperti tempe kedelai. Namun hal ini dapat disiasati dengan mendistribusikan produk dalam bentuk tempe potong dalam kemasan. 

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Pertanian
  • Pangan
  • Kacang Kedelai

COMMENTS

Lainnya

  • BMKG ingatkan nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi di selatan NTB. (Foto: Sariagri/Yongki)

    Perikanan 12 menit lalu

    Gelombang Tinggi, Nelayan di NTB Bagian Selatan diminta Tak Melaut

  • Kapal yang Ditenggelamkan KKP. (Dok. KKP)

    Perikanan 32 menit lalu

    KKP: Selain Ditenggelamkan, Kapal Asing Juga Disita dan Dihibahkan

  • Ilustrasi koloni rayap. (foter.com)

    Peternakan 42 menit lalu

    Fakta Unik Rayap, Serangga Kanibal yang Buta, Tuli dan Bisu

  • Ilustrasi perahu nelayan (Pexels)

    Perikanan 1 jam lalu

    KIARA Kritisi Program Lumbung Ikan Nasional di Maluku

  • Ilustrasi buaya. (Foto: Pixabay)

    Perikanan 2 jam lalu

    Pencari Ikan di Laut Beriga Diterkam Buaya, Nelayan Diimbau Waspada

  • Pelaku UMKM industri rotan. (Foto: Antara)

    News 2 jam lalu

    58 Ribu UMKM Jabar Terdampak Pandemi

  • Memetik buah jeruk Garut   yang sempat punah di eptilu  (Sariagri/Jayadi)

    Hortikultura 2 jam lalu

    Apa Kabar Program Sejuta Pohon Jeruk di Garut?

  • Ilustrasi buah pinang. (freepik)

    Hortikultura 3 jam lalu

    Bisa Obati Sejumlah Penyakit, Ini 4 Khasiat Luar Biasa Buah Pinang

  • Ilustrasi Virus Corona (Pixabay)

    Teknologi 3 jam lalu

    Varian B117 Tidak Mempengaruhi Tingkat Keparahan Pasien Covid-19

  • Ilustrasi kucing dan anjing. (pixabay)

    Peternakan 3 jam lalu

    Berusia 2.000 Tahun, Kuburan Kucing dan Anjing Tertua Berada di Mesir

banner-sariagri.id

Top News

  • Spot Wisata Melihat Bunga Sakura Mekar dari Indonesia Hingga Jepang
  • Kenali dan Lindungi, Ini 4 Hama Tanaman Sorgum
  • Canggih, Ini Dia Teknologi Pertanian Otomatis Super Modern
  • KKP Tenggelamkan 10 Kapal Pelaku Illegal Fishing
  • Reza, Petani Milenial Ahli Penangkar Bibit Tanaman Buah
  • Jangan Kaget, Kelak Akan Ada Tambak Ikan di Bulan
  • Meski Manis, Benarkah Air Tebu Bikin Tubuh Cepat Langsing?
  • Kenali Penyakit Makan Berlebih pada Anak Sapi, Begini Cara Mencegahnya
  • Mantap Jiwa! Rawon Hingga Sayur Asem Jadi Makanan Kuah Terlezat se-Asia
  • Bernilai Tinggi, Begini Proses Panen dan Pascapanen Vanili
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1170