• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Pangan

Cara Kementan Tangani Masalah Petani di Lahan Food Estate Saat Musim Hujan

sariagri.id - Senin, 22 Februari 2021 | 17:50 WIB

food estate, pangan, pefrtanian pangan, ketahanan pangan, Teknologi pangan, tanaman pangan, Food Estate

Lahan di kawasan food estate Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng). (SariAgri/Arif Ferdianto)
Lahan di kawasan food estate Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng). (SariAgri/Arif Ferdianto)

Berita Pangan - Cuaca ekstrem menjadi tantangan bagi petani, khususnya di lahan food estate Kalimantan Tengah (Kalteng).

Penulis: Istihanah, Editor: Arif Sodhiq

SariAgri - Tingginya curah hujan membuat sejumlah daerah dilanda banjir dan longsor. Cuaca ekstrem menjadi tantangan bagi petani, khususnya di lahan food estate Kalimantan Tengah (Kalteng).

Untuk diketahui, food estate di Kalteng mamanfaatkan lahan pasang surut sehingga memiliki banyak tantangan selama musim hujan seperti saat ini.

Salah satu lahan food estate di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng tidak bisa ditanami karena tergenang air cukup tinggi.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan pengadaan saprodi, seperti pompa untuk mengurangi genangan air di lokasi food estate.

"Pengadaan pompa sudah ada," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy saat dihubungi SariAgri, Senin (22/2/2021).

Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan

Selain pengadaan pompa, Sarwo Edhy juga menjelaskan Kementan telah melakukan cara lain untuk mengatasi peningkatan jumlah air di lahan food estate dengan sistem klasterisasi.

"Jalan satu-satunya untuk mengatasi hal tersebut dibentuk klasterisasi dengan luasan lahan 40 hektar kemudian dibendung dibikin tanggul nanti kalau udah kering baru ditanami lagi," jelasnya.

Dikatakan Sarwo, secara topografi, lahan food estate di kawasan tersebut memang berbentuk cekungan. Akibatnya air hujan akan menuju ke cekungan sehingga terjadi banjir.

"Setelah dilihat topografinya, itu memang daerah cekungan. Jadi semua air lari kesitu. Jadi, melakukan penanaman di sana sangat berisiko karena airnya tinggi," pungkasnya.

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Pertanian
  • Pangan
  • Food Estate

COMMENTS

Lainnya

  • Ilustrasi perahu nelayan (Pexels)

    Perikanan 13 menit lalu

    KIARA Kritisi Program Lumbung Ikan Nasional di Maluku

  • Ilustrasi buaya. (Foto: Pixabay)

    Perikanan 43 menit lalu

    Pencari Ikan di Laut Beriga Diterkam Buaya, Nelayan Diimbau Waspada

  • Pelaku UMKM industri rotan. (Foto: Antara)

    News 1 jam lalu

    58 Ribu UMKM Jabar Terdampak Pandemi

  • Memetik buah jeruk Garut   yang sempat punah di eptilu  (Sariagri/Jayadi)

    Hortikultura 1 jam lalu

    Apa Kabar Program Sejuta Pohon Jeruk di Garut?

  • Ilustrasi buah pinang. (freepik)

    Hortikultura 2 jam lalu

    Bisa Obati Sejumlah Penyakit, Ini 4 Khasiat Luar Biasa Buah Pinang

  • Ilustrasi Virus Corona (Pixabay)

    Teknologi 2 jam lalu

    Varian B117 Tidak Mempengaruhi Tingkat Keparahan Pasien Covid-19

  • Ilustrasi kucing dan anjing. (pixabay)

    Peternakan 2 jam lalu

    Berusia 2.000 Tahun, Kuburan Kucing dan Anjing Tertua Berada di Mesir

  • Hotel Bentani di Kota Cirebon, Jawa Barat mengembangkan ekoenzim. (Foto: Sariagri/Nurohman)

    Pertanian 2 jam lalu

    Manfaatkan Sampah Organik, Hotel Bentani Cirebon Kembangkan Cairan Ekoenzim

  • Petani di NTB menyusuri pematang sawah. (Foto: Sariagri/Yongki)

    Pertanian 2 jam lalu

    Begini Strategi NTB untuk Jaga Komoditi Pertanian Tetap Stabil

  • Petani perempuan di Ghana. (news.un.org)

    Pertanian 2 jam lalu

    Tangguh, Begini Perjuangan Petani Perempuan Hadapi Kekeringan di Ghana

banner-sariagri.id

Top News

  • Spot Wisata Melihat Bunga Sakura Mekar dari Indonesia Hingga Jepang
  • Kenali dan Lindungi, Ini 4 Hama Tanaman Sorgum
  • Canggih, Ini Dia Teknologi Pertanian Otomatis Super Modern
  • KKP Tenggelamkan 10 Kapal Pelaku Illegal Fishing
  • Reza, Petani Milenial Ahli Penangkar Bibit Tanaman Buah
  • Jangan Kaget, Kelak Akan Ada Tambak Ikan di Bulan
  • Meski Manis, Benarkah Air Tebu Bikin Tubuh Cepat Langsing?
  • Kenali Penyakit Makan Berlebih pada Anak Sapi, Begini Cara Mencegahnya
  • Mantap Jiwa! Rawon Hingga Sayur Asem Jadi Makanan Kuah Terlezat se-Asia
  • Bernilai Tinggi, Begini Proses Panen dan Pascapanen Vanili
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1159