Cara Kementan Tangani Masalah Petani di Lahan Food Estate Saat Musim Hujan

Lahan di kawasan food estate Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng). (SariAgri/Arif Ferdianto)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 22 Februari 2021 | 17:50 WIB

SariAgri - Tingginya curah hujan membuat sejumlah daerah dilanda banjir dan longsor. Cuaca ekstrem menjadi tantangan bagi petani, khususnya di lahan food estate Kalimantan Tengah (Kalteng).

Untuk diketahui, food estate di Kalteng mamanfaatkan lahan pasang surut sehingga memiliki banyak tantangan selama musim hujan seperti saat ini.

Salah satu lahan food estate di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng tidak bisa ditanami karena tergenang air cukup tinggi.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan pengadaan saprodi, seperti pompa untuk mengurangi genangan air di lokasi food estate.

"Pengadaan pompa sudah ada," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy saat dihubungi SariAgri, Senin (22/2/2021).

Selain pengadaan pompa, Sarwo Edhy juga menjelaskan Kementan telah melakukan cara lain untuk mengatasi peningkatan jumlah air di lahan food estate dengan sistem klasterisasi.

"Jalan satu-satunya untuk mengatasi hal tersebut dibentuk klasterisasi dengan luasan lahan 40 hektar kemudian dibendung dibikin tanggul nanti kalau udah kering baru ditanami lagi," jelasnya.

Baca Juga: Cara Kementan Tangani Masalah Petani di Lahan Food Estate Saat Musim Hujan
Mengenal Sari Agrihorti, Jeruk Sambal Besutan Balitbangtan

Dikatakan Sarwo, secara topografi, lahan food estate di kawasan tersebut memang berbentuk cekungan. Akibatnya air hujan akan menuju ke cekungan sehingga terjadi banjir.

"Setelah dilihat topografinya, itu memang daerah cekungan. Jadi semua air lari kesitu. Jadi, melakukan penanaman di sana sangat berisiko karena airnya tinggi," pungkasnya.