Permintaan Gula Konsumsi di Kalsel Meningkat Saat Banjir Bandang

Dok. Gula pasir (SariAgri/Rio Pratama)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 8 Februari 2021 | 14:20 WIB

SariAgri - Permintaan komoditas gula konsumsi di Kalimantan Selatan (Kalsel) meningkat menjadi lebih dari 2.000 ton per bulan saat banjir melanda provinsi tersebut. Dalam kondisi normal, permintaan gula konsumsi di Kalsel sekitar 2000 ton per bulan.

"Kalau biasa itu kan konsumsi gula di provinsi ini sekitar 2.000 ton per bulannya, saat banjir ini makin banyak," ujar Ketua Asosiasi Gula Bersatu Provinsi Kalsel H Aftahuddin di Banjarmasin, Senin (8/1/2021).

Aftahuddin yang juga Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (DPP APJI) mengungkapkan permintaan komoditas gula meningkat karena banyak untuk disumbangkan.

"Jadi banyak donatur yang sumbang sembako juga gula bagi warga terdampak banjir di provinsi ini," katanya.

Menurut dia, konsumsi gula di Kalsel memang luar biasa besar jika dibanding dengan jumlah penduduk yang hanya 4,5 juta jiwa.

Baca Juga: Permintaan Gula Konsumsi di Kalsel Meningkat Saat Banjir Bandang
Akibat COVID-19, 35 Persen Gula Petani Jatim Belum Terserap

"Jadi bukan minum gula, tapi makan gula," katanya berkelakar.

Meski permintaan gula cukup tinggi belakang ini, Aftahuddin mengatakan stok gula masih mencukupi bahkan harganya tidak melambung. Harga gula tidak terlalu terpengaruh meski ada gangguan distribusi akibat banjir.

"Ya paling Rp13 ribu per kilogramnya, tidak sampai seperti dulu ada sampai Rp18 ribu per kilogramnya," kata Aftahuddin.

Dia menambahkan distribusi gula dari Pulau Jawa ke Kalsel tidak ada kendala.

"Jadi kita jamin stok gula aman di daerah kita, demikian juga untuk gula rafinasi bagi Usaha Kecil Menengah (UKM)," pungkasnya.(Ant)