Faktor Penyebab Produktivitas Kedelai Nasional Rendah

Ilustrasi lahan pertanian kedelai. (Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Minggu, 17 Januari 2021 | 17:00 WIB

SariAgri - Petani kedelai dihadapkan pada berbagai persoalan yang membuat produksi mereka tidak bisa terserap pasar secara maksimal, seperti kualitas dan harga yang tidak bisa bersaing dengan kedelai impor. Karena itu pemerintah sebaiknya fokus pada upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kedelai nasional.

Menurut Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta, impor sebenarnya dibutuhkan karena ada kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan. Selain itu, kedelai nasional juga sulit terserap karena tidak mampu bersaing dengan kedelai impor yang lebih berkualitas baik dengan harga lebih murah.

"Selain masalah produktivitas, faktor harga jual di tingkat petani dinilai berpengaruh besar terhadap pengembangan kedelai lokal. Tidak jarang petani kedelai memilih menanam komoditas lain,” ujarnya, Sabtu (16/1/2020).

Felippa mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas kedelai nasional. Pertama, faktor iklim dimana kedelai merupakan tanaman subtropis sehingga pertumbuhannya di daerah tropis jadi tidak maksimal.

Selain itu, kelembaban tanah yang cukup dan suhu relatif tinggi untuk pertumbuhan optimal. Sementara di Indonesia, curah hujan tinggi pada musim hujan sering berakibat tanah menjadi jenuh air. Drainase yang buruk juga menyebabkan tanah menjadi kurang ideal untuk pertumbuhan kedelai.

Felippa juga menyoroti permasalahan lahan. Dikatakan Felippa, lahan yang cocok untuk ditanami kedelai harus memiliki kadar pH netral dengan kedalaman minimal 20 cm. Menurut dia, jenis lahan seperti ini tidak tersedia di semua wilayah Indonesia.

Baca Juga: Faktor Penyebab Produktivitas Kedelai Nasional Rendah
Amankan Produksi Pangan dengan Penggunaan Agens Pengendali Hayati

“Tentu saja meningkatkan produktivitas bukanlah hal mudah, maka diperlukan pembinaan dan pendampingan bagi petani kedelai, serta investasi. Dengan pembinaan yang intensif maka produktivitas yang lebih tinggi meningkat. Pembinaan dapat dilakukan, antara lain dengan penggunaan benih, pupuk dan sarana produksi lain yang tepat. Pembinaan juga dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta,” terangnya.

Dia menambahkan usaha produksi kedelai di Indonesia dilakukan pada musim tanam yang tidak selalu ideal untuk pertumbuhan tanaman, karena harus menyesuaikan pola dan rotasi tanam. Hal ini disebabkan karena petani belum menganggap kedelai sebagai tanaman utama. Kedelai masih diposisikan sebagai tanaman penyelang atau selingan bagi tanaman utama padi, jagung, tebu, tembakau, bawang merah atau tanaman.