• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Pangan

Kisah Pengalaman Pahit Jadi Petani Penangkar Benih Kedelai

sariagri.id - Rabu, 13 Januari 2021 | 14:00 WIB

Penangkar , kedelai , berita pangan, harga pangan pangan, ketahanan pangan, Teknologi pangan, tanaman pangan, Food Estate

Ilustrasi kedelai (Pixnio)
Ilustrasi kedelai (Pixnio)

Berita Pangan - Bukan saja hasil panen kedelai yang kadang kurang dihargai , kesulitan juga kerap ditemui petani yang menangkar kedelai untuk benih

Penulis: Dewantoro, Editor: Andry

SariAgri - Tingginya harga kedelai dalam beberapa minggu terakhir memberi gambaran sulitnya Indonesia untuk melakukan swasembada kedelai. Bukan saja hasil panen kedelai yang kadang kurang dihargai, kesulitan juga ditemui petani penangkar kedelai untuk benih.  

Salah satunya dialami Sartono, seorang petani di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. Ia sudah menanam kedelai sejak masih muda dan tahun 2007 Sartono mulai jadi penangkar kedelai. Benih kedelai yang diproduksinya bahkan sudah berlabel dengan sertifikat dari Balai Pengawasan Sertifikasi Benih dengan distribusi hampir semua provinsi di Sumatera.

Di desanya, ada 3 kelompok pembibit yang mengelola lahan secara sewa seluas 50 hektare dan bisa memproduksi benih kedelai sebanyak 60 hingga 100 ton per musim tanam. Untuk benih kedelai bersertifikat, dia menjual antara Rp 12.000 - Rp 13.000 per kilogram.

Permintaan benih, menurutnya banyak namun dia memiliki pengalaman terhadap ketersediaan benih yang membuatnya jatuh. Akhir tahun 2018 itu memang menjadi pengalaman pahit baginya.

Saat itu, Sartono memiliki stok benih kedelai 30 ton dirumahnya. Benih itu tidak dijualnya ke luar Sumut karena ada pihak yang datang ke rumahnya dan menyatakan bahwa kebutuhan benih di Sumut belum tercukupi, sehingga sebaiknya dia tetap menahan untuk dijual di Sumut.

"Orang itu datang ke rumah dan mengatakan, jangan dijual keluar karena untuk Sumut kurang. Simalungun perlu 90 ton, Tanah Karo 9,6 ton. Jadi saya tahanlah. Saya tunggu, ternyata hanya Karo yang ambil. Simalungun tidak, memang tidak ada perjanjian waktu itu. Tapi kedatangannya ke rumah itu meyakinkan saya," katanya.

Berita Pangan - Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa

Namun hingga akhirnya benih itu expired atau kadaluarsa, pembelinya menghilang. Dia sudah menghitung, benih itu harusnya dijual dengan Rp 13.000 per kilogram, terpaksa dijualnya Rp 5000 per kilogram untuk konsumsi.

Itu pun pembayarannya menunggu kedelai yang seharus jadi benih dibuat tempe atau tahu.

"Saya terpukul Rp 280 juta. Kalah saya. Saya pun bermasalah dengan itu akhirnya, karena itu benih bersertifikat," katanya.

Dia pun pasrah waktu itu jika harus dipenjara. Sartono sempat meminjam uang ke bank Rp 100 juta, namun jumlah itu tetap tidak akan cukup untuk membayar kepada petani yang kedelainya ia kumpulkan. Dari pengalaman itu, dia memutuskan untuk hanya menanam secara swadaya 2 hingga 3 hektare saja.

"Di saat kelangkaan semua nelpon saya. Saya mau nanam kalau ada jaminan tanggung jawab dan berani bayar kering panen Rp 7.000 per kilogram untuk konsumsi. Kalau berani bayar benih Rp 10.000, nggaklah saya bilang. Saya tak mau jadi korban lagi," katanya.

Dia pun mengusulkan kepada pemerintah, daripada memberi subsidi untuk benih dan pupuk lebih baik dialihkan pada subsidi produksi.

"Lebih baik subsidi ke hasil produksi. Tak usah benih dan pupuk. Kalau ambil Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, pasti petani berebut nanam. Kalau bibit dan pupuk, petani tak mau karena khawatir tiba panen tak ada yang tanggung jawab untuk beli," katanya.

Harga Pangan - Kisah Haru Gadis Cantik Yang Menginspirasi

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Panen
  • Pangan
  • Harga Pangan
  • Berita Pangan
  • Kacang Kedelai

COMMENTS

Lainnya

  • Mata uang rupiah dan dolar AS di sebuah gerai penukaran uang.

    News 16 menit lalu

    Rupiah Hari Ini Diperkirakan Perkasa

  • Pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia

    News 25 menit lalu

    IHSG Berpotensi Menguat Rabu Ini

  • Tumpukan sampah pasca banjir di lokasi Pasar Murakata Barabai (Antara/M Taupik Rahman)

    Kehutanan 41 menit lalu

    Sebut Cuaca Ekstrem Penyebab Banjir di Kalsel, Ini Rekomendasi KLHK

  • Tanaman anggrek (Balitbangtan)

    Hortikultura 2 jam lalu

    Ingin Budidaya Anggrek? Perhatikan 5 Hal Ini Agar Hasilnya Optimal

  • Ikan mola-mola. (Foter.com)

    Perikanan 3 jam lalu

    Mengenal Si Mola-Mola, Ikan Matahari yang Menggemaskan

  • Ilustrasi Pertanian Hijau. (Unsplash/Markus Spiske)

    Pertanian 4 jam lalu

    Atasi Kelaparan, Peneliti Kenya Bangun Pertanian Hijau di Permukiman Kumuh

  • Brendan Higgins, asisten profesor di Departemen Teknik Biosistem Auburn University College of Agriculture yang mencari sumber daya air alternatif untuk mengairi tanaman. (agritechtomorrow.com)

    Teknologi 11 jam lalu

    Peneliti Olah Limbah Peternakan Jadi Sumber Air Irigasi Alternatif

  • Ilustrasi Sayur-mayur (Unsplash)

    Pangan 11 jam lalu

    Harga Sayuran di Banjarmasin Naik Akibat Banjir

  • Ribuan areal sawah di Cirebon, Jawa Barat terendam banjir. (Foto: Sariagri/Nurohman)

    Pertanian 12 jam lalu

    Ribuan Sawah di Cirebon Terendam Banjir, Padi yang Ditanam Terancam Puso

  • Bayi hiu lahir prematur. (Live Science)

    Perikanan 12 jam lalu

    Kasihan, Bayi Hiu yang Lahir Prematur Ini Kekurangan Gizi

banner-sariagri.id

Top News

  • Jellyfish Barge, Teknologi Rumah Kaca Budi Daya Terapung Mandiri
  • Melihat Bagaimana Perkembangan Benih Padi Hibrida di Indonesia
  • Waspadai Cuaca Ekstrem, Sebagian Daerah Masuki Puncak Musim Hujan
  • 5 Khasiat Mujarab Bawang Dayak yang Jarang Diketahui
  • Segudang Manfaat Minyak Copaiba Asal Hutan Hujan Tropis
  • Pemprov Jateng: Waspada Sebaran Virus Flu Babi Afrika
  • Penerapan Teknologi 5G untuk Pertanian Masa Depan
  • Teknologi Budidaya Jenuh Air Terbukti Tingkatkan Produktivitas Kedelai
  • Mengkhawatirkan! Wabah Flu Burung Kembali Merebak di Asia
  • Mengenal Lebih Dekat Bunga Matahari Teddy Bear
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.0998