Inspirasi di Balik Kue Lapis Daun Kelor

Dokter Andree Hartanto membagikan bantuan di Kota Kupang. (Foto: Sariagri/Charles)

Editor: M Kautsar - Rabu, 9 Desember 2020 | 17:01 WIB

SariAgri - Kisah inspiratif berikut ini datang dari Kupang, NTT. Seorang pria yang menjalankan tugas utamanya sebagai dokter, namun da juga mempunyai usaha kreatif yakni mengolah pangan lokal berbahan dasar daun kelor menjadi produk dengan nilai jual.

Sebagian keuntungan dari hasil usahanya dibagikan kepada keluarga kurang mampu di kota Kupang yang terdampak pandemi Covid-19.

Pria bernama Andree Hartanto itu berprofesi sebagai salah satu dokter spesialis kandungan di Kota Kupang. Selain menjalankan tugas mulianya sebagai seorang dokter namun dia juga mempunyai kepedulian terhadap warga Kurang mampu di Kota Kupang yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi akibat dari dampak pandemik virus Covid-19.

Seperti yang dilakukan di Kelurahan Nunhila, Andree bersama beberapa orang karyawannya mengunjungi rumah para lansia, janda, maupun penyandang disabilitas untuk membagikan paket sembako dan uang tunai kepada mereka yang membutuhkan.

Selain memberikan bantuan di Kelurahan Nunhila, dia juga memberikan bantuan di beberapa titik lainnya di Kota Kupang. Bantuan yang sudah diberikan berupa dana pendidikan, kesehatan maupun pembukaan lapangan pekerjaan baru.

Menariknya bantuan yang diberikan ini merupakan dana yang diperoleh dari sebagian hasil usahanya dalam menjual kue lapis La Moringa.

Andree mengakui aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada warga yang saat ini mengalami kesulitan di tegah pandemi virus Covid-19. Dia menjelaskan La Moringa merupakan cemilan khas NTT yang unik karena berbahan dasar dari olahan daun kelor.

Kue lapis La Moringa lahir dari rasa bangganya terhadap kelor sebagai pangan lokal NTT. Dia menambahkan, ide lahirnya cemilan sehat ini karena Ia mempunyai kerinduan untuk mengangkat produk lokal, dengan sajian yang berbeda sehingga dapat menarik minat warga di NTT untuk mengkonsumsi makanan berbahan dasar daun kelor.

Hal ini dilakukan juga sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemerintah Provinsi NTT, dalam menurunkan angka stunting dengan gemar mengkonsumsi daun kelor. (Sariagri/Charles)