Daging Kuda, Mungkinkah Jadi Sumber Protein Alternatif?

Ilustrasi daging kuda (Foto: Wikimedia)

Penulis: M Kautsar, Editor: Rojes Saragih - Rabu, 2 September 2020 | 20:00 WIB

SariAgri - Persoalan sumber protein terus mengemuka. Masyarakat dunia tidak hanya mengandalkan sapi, ayam, hingga babi.

Salah satu wacananya muncul yaitu sumber protein alternatif dari daging kuda. Meski begitu, persoalan muncul karena sejumlah tradisi masyarakat.

Di sejumlah negara, makan daging kuda bahkan dianggap sebagai tabu. Negara semisal di Irlandia, Tonga, dan Selandia Baru tidak biasa dengan santapan daging kuda.

Tapi di negara lain seperti Indonesia, Jepang, Italia dan Prancis daging kuda justru menjadi sajian kuliner yang populer.

Di Indonesia, daging kuda menjadi sajian masakan yang cukup populer di sejumlah daerah terutama di Sulawesi Selatan, Sumatera dan Jawa. Hal ini terlihat dari jumlah produksi daging kuda yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada 2019 lalu, total produksi daging kuda nasional mencapai 2.306,20 ton. Pusat produksi daging kuda ini terutama ada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi terutama Sulawesi Selatan.

Bagi para penggemarnya, daging kuda dipercaya memiliki beberapa khasiat misalnya menyembuhkan pegal-pegal, linu, dan reumatik, serta penyakit asma, kaligata, epilepsi. Daging kuda juga dikenal dapat menambah vitalitas tubuh. Kandungan lemaknya yang rendah dan proteinnya yang tinggi, menjadi alasan orang merasakan manfaat daging kuda.

Di Jepang, hidangan daging kuda sangat populer. Salah satunya adalah basashi, yakni hidangan khas daerah dari Prefektur Kumamoto di Kyushu.

Mengutip laman fun-japan.jp, basashi adalah daging kuda yang disajikan dalam bentuk daging mentah segar, disantap bersama dengan jahe, bawang putih, dan kecap. Jepang mungkin satu-satunya tempat di dunia di mana daging kuda mentah dimakan.

Seperti halnya sapi, rasa basashi berbeda-beda tergantung potongan dagingnya, seperti loin atau fillet. Ada juga potongan daging marmer, yang sangat lezat karena meleleh di mulut saat kamu memakannya.

Sementara di Italia dan Perancis, daging kuda dianggap sebagai daging yang sehat dan bergizi sama halnya daging sapi dan daging rusa. Di Italia, daging kuda diberikan kepada yang muda dan yang lemah yang sedang sembuh dari penyakit. Orang Italia mengganggap daging kuda yang rendah lemak dan tinggi zat besi, serta protein dapat memberi semangat dan kekuatan baru, demikian dikutip dari Finedininglovers.

Baca Juga: Daging Kuda, Mungkinkah Jadi Sumber Protein Alternatif?
Cek Harga Komoditas Pangan di Pasar Tradisional 5 Agustus 2020

Meski populer bagi sejumlah orang, kuda belum dianggap efisien untuk dijadikan sumber bahan protein. Alasannya, pemuliaan dan pembudidayaan kuda tidak menuju pada kualitas dan kuantitas daging. Kuda biasanya disembelih ketika fungsinya sebagai hewan pekerja atau kuda balap mulai menurun, seperti halnya yang umum dilakukan di Inggris.

Menilik sejarah, manusia jaman dahulu kerap berburu kuda liar dan memakan dagingnya sebagai sumber protein yang sangat penting, terutama bagi para pemburu. Namun, saat kuda itu mulai dijinakkan menjadi hewan peliharaan, antara 4.000 dan 6.000 tahun yang lalu, hubungan manusia dengan kuda berubah. Kuda lebih dianggap sebagai binatang peliharaan yang membantu kehidupan, bukan untuk dimakan seperti halnya anjing dan kucing. (Sariagri.id/Marthin)