Duh! Pangan Ilegal Terbanyak di Indonesia Berasal dari 6 Negara Ini

Ilustrasi supermarket. (unsplash)

Editor: Dera - Senin, 26 Desember 2022 | 17:30 WIB

Sariagri - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan frekuensi pengawasan pangan khusus Natal dan Tahun Baru. Dari pengawasan tersebut, BPOM berhasil menyota produk pangan ilegal, yang sebagian besar adalah produk impor. 

Produk pangan ilegal tersebut berasal dari enam negara yaitu Malaysia, Cina, Singapura, Turki, India dan Korea Selatan. Produk pangan dari negara-negara tersebut ilegal karena beberapa faktor yaitu pangan tanpa izin edar, pangan rusak, bahkan kedaluwarsa.  

Dalam siaran pers yang dilakukan secara daring, kepala BPOM Penny K. Lukito memperingatkan bahwa masyarakat harus lebih berhati-hati terhadap produk impor. 

"Sebetulnya ada sebagian kecil itu produk pangan ilegal datang dari Amerika Serikat dan Eropa, namun jumlahnya sangat sedikit. Ini mungkin efek dari peminatnya tidak terlalu banyak dan soal harga yang relatif mahal," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito. 

Penny juga menjelaskan bahwa saat hari raya, banyak produk pangan kedaluwarsa yang seharusnya dibuang, justru dikirim ke Indonesia. Terlebih, masyarakat Indonesia menggemari produk impor. Pangan impor ilegal termasuk mudah masuk ke Indonesia lewat jalur laut atau jalur tikus. 

Mengutip siaran pers BPOM, sampai dengan 21 Desember 2022, BPOM melakukan pemeriksaan pada total 2.412 sarana peredaran pangan olahan, terdiri dari 1.929 sarana ritel, 437 gudang distributor, termasuk 16 gudang e-commerce dan 46 gudang importir. 

Baca Juga: Duh! Pangan Ilegal Terbanyak di Indonesia Berasal dari 6 Negara Ini
3 Resep Kue Kering Klasik yang Wajib Ada Saat Perayaan Natal

“Hasil pemeriksaan sarana, ditemukan 769 sarana (31,88 persen) menjual produk Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) berupa produk pangan kedaluwarsa, pangan TIE, dan pangan rusak dengan rincian sebanyak 730 sarana ritel (30,27 persen), 37 sarana gudang distributor (1,53 persen), dan 2 sarana gudang importir (0,08 persen)," kata Penny. 

"Jika keamanan pangan tidak terjaga maka kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan akan sulit terwujud bahkan perdagangan dan ekonomi juga akan terganggu” tutupnya.