Perkuat Ketahanan Pangan dan Kurangi Impor, Begini Cara India

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 9 Desember 2022 | 13:15 WIB
India mengakui pentingnya mengadopsi teknologi pertanian seperti tanaman hasil rekayasa genetika (GM) untuk memastikan keamanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor. Negara itu berupaya meningkatkan produksi minyak yang dapat dimakan untuk populasinya yang besar.
Kementerian Lingkungan India pada bulan Oktober memberikan izin lingkungan untuk benih sawi GM yang dikembangkan secara lokal. Kebijakan itu berpotensi membuka jalan bagi pelepasan komersial tanaman pangan pertama India dalam waktu sekitar dua tahun.
Kapas merupakan satu-satunya tanaman transgenik yang saat ini diizinkan untuk dibudidayakan di India, seperti diberitakan Reuters. Lebih dari 60% total permintaan minyak nabati India dipenuhi melalui impor dari negara-negara lain seperti Indonesia dan Malaysia, serta kawasan Laut Hitam.
“Penguatan program pemuliaan tanaman termasuk penggunaan teknologi genetik baru seperti teknologi GE penting untuk memenuhi tantangan yang muncul di pertanian India dan memastikan ketahanan pangan sambil mengurangi ketergantungan asing,” kata menteri negara di kementerian lingkungan, Ashwini Kumar Choubey, kepada parlemen.
India menghabiskan $19 miliar (sekitar Rp296 triliun) untuk mengimpor minyak nabati pada tahun fiskal terakhir yang berakhir pada 31 Maret. Invasi Rusia ke Ukraina turut mengganggu impor dan menaikkan harga, sebelum pasokan meningkat.
Aktivis mengatakan mustard GM membutuhkan penggunaan herbisida secara luas dan menimbulkan ancaman bagi lebah madu. Mahkamah Agung India sedang mendengar tantangan terhadap keputusan untuk mengizinkan pelepasan lingkungan mustard hibrida “DMH-11” untuk produksi benih dan pengujian lainnya sebelum rilis komersial.
Choubey mengatakan rilis lingkungan akan membantu para ilmuwan mempelajari efek mustard GM pada lebah dan penyerbuk lainnya.
Baca Juga: Perkuat Ketahanan Pangan dan Kurangi Impor, Begini Cara IndiaTingkatkan Produktivitas Urban Farming dengan Teknologi Otomasi Fertigasi
India, yang akan menyusul Cina tahun depan sebagai negara terpadat di dunia, pada tahun 2010 memblokir pelepasan terung versi rekayasa genetika menyusul penentangan dari para pecinta lingkungan dan beberapa petani.
Para ilmuwan mengatakan pertumbuhan populasi India dan menyusutnya lahan yang dapat ditanami berarti India perlu mengadopsi cara-cara pertanian yang lebih efisien untuk memberi makan hampir 1,4 miliar penduduknya.