Penduduk Kian Bertambah, Ketahanan Pangan Nasional Harus Diperkuat

Ilustrasi makanan pokok. (Foto: Pixabay)

Editor: Dera - Senin, 5 Desember 2022 | 17:15 WIB

Sariagri - Badan Pangan Dunia (FAO) memperkirakan jumlah penduduk global akan tembus 10 miliar jiwa pada tahun 2050. Artinya, produksi pangan dunia harus dinaikkan minimal 70%. Jika hal tersebut tak terlaksana, maka ancaman krisis pangan pun tak terelakkan.

Sama halnya dengan Indonesia, kebutuhan pangan nasional juga semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk setiap tahunnya. Pemerintah pun harus menyiapkan strategi guna menjaga ketahanan pangan dalam negeri. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ketahanan pangan bukan hanya menjadi prioritas tapi juga menjadi target pemerataan kesejahteraan masyarakat, pemerintah pun telah merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan penguatan ketahanan pangan nasional.

Penguatan Stok Beras

Sebagai makanan pokok utama masyarakat Indonesia, pemerintah tengah melakukan penguatan stok beras. Guna memastikan kebutuhan pangan nasional aman hingga akhir 2022, Menko Airlangga sempat mengadakan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait Kebijakan Pangan yang membahas kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga, dan yang kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog dalam rangka penguatan stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Diversifikasi Pangan

Adapun upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan diversifikasi pangan lokal dengan meningkatkan produksi jagung, sorgum, sagu, dan singkong melalui perluasan lahan dan pembukaan area baru dalam rangka peningkatan produksi sebagai alternatif bahan pangan impor.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempat menekankan pentingnya diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan potensi dan keragaman sumber daya pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan pangan nasional. Menurutnya, pangan itu tidak harus beras, sehingga penting melakukan upaya diversifikasi pangan. 

Strategi ini menurutnya juga harus simultan dengan upaya mengoptimalisasikan lahan pertanian yang ada, agar produktivitasnya menjadi lebih maksimal, termasuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan bagi keluarga.

Di sisi lain, guna menjaga ketahanan pangan, pemerintah mengembangkan berbagai kawasan sentra mandiri pangan berbasis korporasi petani untuk meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi produksi pertanian melalui Program Food Estate di beberapa wilayah yaitu Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Papua, serta Program Closed Loop yang telah dikembangkan di Sukabumi, Garut dan Sikka.



Baca Juga: Penduduk Kian Bertambah, Ketahanan Pangan Nasional Harus Diperkuat
Mampukah Indonesia Hadapi Ancaman Krisis Pangan?