Inflasi November Melambat, Lebih Rendah dari Prediksi Kemenkeu

Ilustrasi cabai merah di pasar. (Sariagri/Arief L)

Editor: Yoyok - Jumat, 2 Desember 2022 | 10:00 WIB

Sariagri - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan atau secara tahunan sebesar 5,42 persen. Angka tersebut melemah dibandingkan inflasi Oktober 2022 yang mencapai 0,11 persen secara bulanan atau 5,71 persen secara tahunan. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu), Febrio Kacaribu menyampaikan inflasi November ini lebih rendah dari prediksi internal Kemenkeu. 

“Ini membuktikan bahwa stabilitas harga dalam negeri bisa dijaga di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi,” ujar Febrio dalam keterangan resmi, Jumat (2/12/2022). 

Inflasi yang mulai melandai tersebut tidak lepas dari keberhasilan koordinasi antara otoritas terkait. “Ini merupakan hasil positif dari bauran kebijakan pengendalian inflasi, terutama komponen inflasi pangan. Keberhasilan tersebut dicapai melalui koordinasi antarotoritas terkait dalam upaya menjaga daya beli masyarakat yang perlu terus diperkuat untuk mendukung pemulihan ekonomi,” kata Febrio. 

Jika dilihat dari komponen pembentuk inflasi, inflasi inti tercatat masih berada pada level 3,3 persen (year-on-year/yoy). “Angka tersebut mencerminkan masih kuatnya daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga,” kata Febrio. 

Inflasi pangan bergejolak atau volatile food secara tahunan tercatat menurun menjadi 5,7 persen dari bulan sebelumnya 7,20 persen. Penurunan tersebut didukung oleh deflasi harga aneka cabai.  

Di lain sisi, harga beras masih melanjutkan tren naik, meski dengan kenaikan yang mulai melandai. Pemerintah melalui Bulog telah memasok lebih banyak beras di pasar, sebagai respons terhadap tren kenaikan harga beras akibat produksi beras nasional yang menurun. 

Selain beras, harga tahu tempe juga tercatat mengalami kenaikan seiring dengan naiknya harga kedelai global dan menipisnya stok domestik. Untuk itu, pemerintah melaksanakan impor kedelai guna menjaga stabilitas supply dalam negeri. 

“Pemerintah akan terus menjaga stabilitas harga pangan, terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), untuk memastikan inflasi semakin terkendali,” ujarnya. 

Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah atau administered price sedikit menurun menjadi 13,0 persen secara tahunan, dari 13,28 persen pada Oktober 2022. Ini didorong oleh normalisasi tarif angkutan udara. 

Baca Juga: Inflasi November Melambat, Lebih Rendah dari Prediksi Kemenkeu
Inflasi September 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014

Febrio menyampaikan, pemerintah ke depannya terus berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat, dengan mengoptimalkan alokasi APBN dan APBD.  Adapun pemerintah akan mempercepat penyaluran Belanja Wajib Perlindungan Sosial dan Belanja Tidak Terduga (BTT) agar mampu mengendalikan inflasi daerah. 

Selain itu, pemerintah pusat dan pemda akan terus melakukan monitoring terhadap harga dan stok pangan, serta ketersediaan armada penerbangan dalam mempersiapkan momen Natal dan Tahun Baru sebagai antisipasi tekanan inflasi menjelang akhir tahun.