Pakar Ungkap Bencana Kelaparan Akan Terjadi di 2050, Ini Penyebabnya

ratusan ribu orang di Ethiopia kelaparan. (Reuters via Antara)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 30 November 2022 | 16:30 WIB

Sariagri - Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada menyampaikan bahwa sebagaimana prediksi organisasi pangan dunia (FAO), bencana kelaparan akan terjadi di tahun 2050. Menurutnya, ancaman tersebut nyata bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ia menyampaikan, salah satu pemicu bencana kelaparan adalah pertambahan jumlah penduduk dunia yang akan mencapai angka 10 miliar di tahun tersebut.

"Jumlah penduduk dunia akan menembus sepuluh miliar. Akan terjadi kelaparan luar biasa manakala produksi pangan tidak naik sebesar 70 persen dari sekarang," kata dia dalam keterangannya, dikutip Rabu (30/11).

Menurutnya, ada tiga negara yang sudah siap menghadapi ancaman krisis pangan, yakni Cina, Israel dan Belanda. Cina kini sudah bisa membuat benih padi yang produksinya dua kali lipat lebih banyak. Sementara Belanda dan Israel juga sudah mempraktikkan teknologi yang mumpuni untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian.

"Ethiopia dulu adalah negara dengan banyak kelaparan, sekarang setelah Israel masuk ke situ menjadi sumber pangan nomor tujuh di dunia karena teknologi dari Israel," ungkapnya.

Baca Juga: Pakar Ungkap Bencana Kelaparan Akan Terjadi di 2050, Ini Penyebabnya
Makanan Dari Serangga dan Rumput Laut Dianggap Bernilai Ekologis

Ancaman perubahan iklim dan krisis pangan, lanjutnya, memang belum terlalu terlihat di Indonesia. Itu karena ketersediaan sumber daya alam (SDA) masih cukup melimpah dan kondisi geografis Indonesia yang memungkinkan produksi pertanian tetap berjalan sepanjang tahun. Akibatnya, pemborosan atau penggunaan sumber daya secara kurang efisien masih terjadi dalam banyak aspek, termasuk di sektor pertanian.

"Pemborosan di Indonesia luar biasa karena merasa air tidak harus dibeli, tapi ke depan ancamannya akan luar biasa. UGM perlu melakukan edukasi untuk pelan-pelan menyadarkan tentang perubahan iklim," pungkasnya.