Meski Madu Tidak Basi, Mengapa Madu Kemasan Tertera Masa Kedaluwarsa?

Ilustrasi madu kemasan (Pxhere)

Penulis: Tanti Malasari, Editor: Yoyok - Selasa, 29 November 2022 | 10:00 WIB

Sariagri - Banyak masyarakat yang mengira jika madu yang dijual di pasaran juga bisa basi layaknya makanan pada umumnya. Namun ternyata anggapan tersebut adalah keliru.

Jika Sobat Agri membeli madu di supermarket, tentu di kemasannya tertera masa kedaluwarsa. Namun fakta menyebutkan bahwa sebenarnya madu murni sebenarnya tidak bisa basi.

Lantas mengapa madu kemasan tertera masa kedaluwarsa?

Tanggal atau masa kedaluwarsa tersebut bukan menunjukkan waktu madu basi dan tidak layak dikonsumsi, melainkan informasi akan kualitas madu bisa menurun pada waktu tersebut.

Jika madu yang dikonsumsi kualitasnya menurun, bisa jadi tidak lagi menyehatkan tubuh, tetapi justru dapat menimbulkan penyakit. Terlebih jika madu yang lewat kedaluwarsa tersebut, sudah terkontaminasi oleh mikroba asing selama proses produksi yang tidak higienis.

Dikutip dari laman Healthline, beberapa mikroba seperti spora dari neurotoxin C. botulinum ternyata ditemukan dalam beberapa sampel madu. Sebenarnya spora ini tidak berbahaya bagi orang dewasa, tetapi lain halnya bagi bayi, terutama yang di bawah 2 tahun.

Hal ini dikarenakan sistem pencernaan pada bayi belum sempurna, sehingga bisa meningkatkan risiko botulisme pada bayi. Tak heran jika madu-madu yang diperjualbelikan melarang pemberian madu kepada bayi yang masih kecil.

Tak hanya itu, terkadang di dalam air lir lebah terdapat beberapa jenis racun tanaman seperti grayanotoxins dari Rhododendron ponticum dan Azalea pontica. Racun ini kemungkinan bisa terbawa saat lebah sedang mengumpulkan nektar.

Akibatnya, madu yang dikonsumsi ini dapat menyebabkan efek samping seperti rasa mual dan pusing. Bahkan jika proses produksinya tidak dijaga ketat, bisa menimbulkan masalah pada denyut jantung dan tekanan darah.

Zat yang dapat muncul selama madu diproduksi dikenal sebagai hydroxymethylfurfural (HMF). Beberapa penelitian mengungkap fakta bahwa HMF ternyata memberi efek buruk pada kesehatan manusia, seperti kerusakan sel dan DNA. Oleh sebab itu, kandungan HMF pada madu sebaiknya tidak lebih dari 40 mg per kilogramnya.

Meski madu murni tidak bisa basi, masa kedaluwarsa ini juga menjadi perhatian untuk konsumen agar dikonsumsi sebelum tangga yang tertera.

Tidak menutup kemungkinan jika madu yang diproduksi massal dalam pabrik dan dijual di pasaran bisa saja ditambahi dengan pemanis buatan. Pemanis buatan inilah yang bisa membuat madu yang dijual dalam kemasan menjadi basi.

Baca Juga: Meski Madu Tidak Basi, Mengapa Madu Kemasan Tertera Masa Kedaluwarsa?
Disimpan Terlalu Lama, Benarkah Madu Bisa Menjadi Basi?

Selain itu, tak sedikit juga lebah ternak yang sengaja diberi makan sirup gula dari jagung (fruktosa) bukan nektar alami dari tanaman. Bahkan untuk mempercepat proses produksi, tak jarang madu dipanen sebelum matang.

Hal ini membuat kandungan air pada madu menjadi lebih tinggi dari biasanya sehingga berisiko mengalami fermentasi serta perubahan rasa. Kandungan air yang besar ini pulalah yang menyebabkan madu bisa menjadi basi.