Miris! Krisis Pangan di Afghanistan Bikin Orangtua Beri Anaknya Obat Tidur

Ilustrasi anak kelaparan. (Antara)

Editor: Dera - Senin, 28 November 2022 | 17:45 WIB

Sariagri - Krisis kelaparan yang melanda Afghanistan memaksa para orang tua untuk memberi anaknya obat tidur. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak berhenti menangis karena kelaparan dan tidur. 

Mengutip BBC, seorang warga Afghanistan bernama Abdul Wahab bercerita bahwa dia membeli obat tidur di apotek. Dia tinggal di luar Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan, tepatnya di pemukiman ribuan rumah kecil yang tumbuh selama beberapa dekade, penuh dengan orang-orang terlantar dan babak belur akibat perang dan bencana alam.

Selain itu, beberapa di antaranya juga memiliki escitalopram dan tablet sertraline, biasanya diresepkan untuk mengobati depresi dan kecemasan. 

Dokter mengatakan bahwa ketika diberikan kepada anak kecil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, obat-obatan seperti ini menyebabkan kerusakan hati, serta sejumlah masalah lain seperti kelelahan kronis, gangguan tidur dan perilaku.

Mayoritas laki-laki di daerah luar Herat bekerja sebagai buruh harian lepas. Mereka menjalani kehidupan yang sulit selama bertahun-tahun. Namun ketika Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada Agustus 2021, dana asing yang mengalir ke Afghanistan dibekukan. Hal tersebut memicu keruntuhan ekonomi yang membuat orang-orang tidak bisa bekerja. 

Menurut WFP dan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, lebih dari 90 persen masyarakat Afghanistan tidak memiliki cukup makanan. Kesulitan yang dialami keluarga tahun lalu terasa tidak dapat diatasi tahun ini.

"Ketika kami berbicara dengan orang-orang di lokasi distribusi kami, semua orang memberi tahu kami, 'Musim dingin yang lalu sulit, tetapi kami tidak tahu bagaimana kami akan melewati musim dingin yang akan datang,'" kata Philippe Kropf, juru bicara WFP yang berbasis di Kabul.

Baca Juga: Miris! Krisis Pangan di Afghanistan Bikin Orangtua Beri Anaknya Obat Tidur
Hari Pangan Sedunia, Begini Sejarah dan Temanya di Tahun 2022

Komite Palang Merah Internasional juga melaporkan bahwa kasus malnutrisi anak di rumah sakitnya di Afghanistan 90 persen lebih tinggi tahun ini dibandingkan 2021. Kelompok bantuan tersebut juga melaporkan bahwa rumah sakit anak yang didukung Palang Merah Internasional mengalami peningkatan 55 persen jumlah anak di bawah 5 tahun yang dirawat karena pneumonia.

Selain itu, panen di Afghanistan tahun ini, terutama gandum, jauh lebih rendah dari yang diharapkan karena kekeringan yang berlangsung selama bertahun-tahun serta kenaikan biaya bahan bakar dan pupuk. Artinya, banyak keluarga di pedesaan berjuang untuk melewati musim dingin dengan pertanian subsisten saja.