Singkong Digadang-gadang Jadi Penyelamat Pangan Dunia

Ilustrasi Singkong (Freepik)

Editor: Dera - Senin, 14 November 2022 | 16:15 WIB

Sariagri - Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman yang mempunyai peran luar biasa dalam menjaga ketahanan pangan. Bahkan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara bangga mengenalkan singkong di forum pangan dunia, G20, di Bali.  

Menurutnya, singkong bisa menjadi tanaman penyelamat pangan dunia. Di mana Indonesia dapat menjadi yang terdepan memproduksi dan menyelesaikan ancaman kelaparan global.

Data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menunjukkan, Indonesia menempati urutan kelima sebagai produsen singkong terbesar di dunia, yang berhasil memproduksi 18,3 juta singkong pada 2020. Adapun 5 besar provinsi yang menjadi sentra produksi singkong berada di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DI Yogyakarta.

Kementerian Pertanian (Kementan) pun sangat serius menyiapkan berbagai terobosan guna memperkuat produksi pangan untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim ekstrem dan geopolitik konflik Rusia-Ukraina. Salah satunya menggenjot produksi singkong sebagai pangan substitusi gandum dan komoditas lainnya untuk bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.

Genjot produksi singkong

Melansir laman resmi Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Lampung, luas panen ubi kayu di Indonesia tahun 2019 seluas 0,63 juta hektare dengan produksi 16,35 juta ton. Varietas yang umum digunakan Adira 1, 2, 4, UJ 3, 5, Malang 1, 2,4,6, Darul Hidayah, Litbang UK 2.

Tak bisa dipungkiri, pengembangan tanaman ini memang terdapat beberapa tantangan seperti bibit unggul bersertifikat, kondisi harga, umur panen panjang, provitas perlu ditingkatkan dan penanganan pasca panen.

Namun Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi optimis ubikayu akan bisa menjadi komoditas primadona asalkan dikelola dengan baik. Menurutnya ada salah satu jenis varietas yang bisa mencapai provitas 102 ton dan umur panen 10 bulan yaitu varietas Darul Hidayah. Jenis singkong ini sudah banyak dibudidayakan, umbinya besar-besar, dan banyak dipakai untuk industri mocaf (Modified Cassava Flour/singkong yang dimodifikasi). 

Oleh karena itu, petani lokal didorong untuk bisa meningkatkan produktivitas ubikayu, salah satunya dengan pemilihan varietas tersebut dan pemupukan. 

Adapun pada aspek hilir, Suwandi menegaskan Kementan mendorong kemitraan, sinergi dunia usaha dengan pihak terkait termasuk dengan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI). Menurutnya, pangan lokal ubi kayu ini kuncinya ada pada market driven, sehingga fokus pada sisi demand. Sementara itu, guna mengembangkan industri singkong, kementan juga sudah mulai menggandeng industri singkong untuk mulai bermitra dengan petani. 

Keunggulan singkong

Ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat potensial untuk berbagai macam hidangan dan dapat dijadikan sebagai alternatif diversifikasi pangan lokal yang rasanya tidak kalah dengan tepung terigu atau gandum bahan mie atau roti. Bahkan saat ini pangan ubi kayu naik kelas menjadi hidangan pangan di hotel.

Baca Juga: Singkong Digadang-gadang Jadi Penyelamat Pangan Dunia
Ketika Singkong Indonesia Bisa Tangkal Ancaman Krisis Pangan Dunia

Adapun kandungan dalam singkong yaitu karbohidrat, energi, protein, serta, lemak, kalium, kalsium, vitamin c, dan fosofor yang baik untuk kesehatan tubuh. Sementara khasiat singkong yaitu bisa menambah energi, mencegah sembelit, mengendalikan kadar gula darah, kaya akan mineral yang menjaga fungsi jaringan tubuh, serta menjaga kesehatan kulit.

Melihat kandungan dan manfaatnya bagi tubuh, tak heran jika tanaman singkong kini digadang-gadang menjadi penyelamat pangan dunia.