Register Login

Home

Pertanian

Perikanan

Kehutanan

Ekonomi

Energi

Teknologi

Agri Video

Galeri

Lapsus

Indeks
Home>Pangan

Benarkah Makan Nasi Dingin Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya

Ilustrasi Nasi (Pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Selasa, 25 Oktober 2022 | 16:15 WIB

Sariagri - Nasi merupakan salah satu makanan pokok bagi sebagian besar orang Indonesia. Bahkan ada kalimat di tengah masyarakat bahwa tidak kenyang kalau belum makan nasi. Ini artinya, mayoritas masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dalam menyantapnya, ada sebagian orang yang lebih suka makan nasi dalam keadaan hangat. Akan tetapi ada juga yang lebih suka makan nasi dalam keadaan dingin. Lantas, muncul pertanyaan sebenarnya di antara nasi dingin dan nasi hangat manakah yang lebih sehat?

Sebuah penelitian mengungkapkan, makan nasi dalam kondisi dingin ternyata jauh lebih baik dan sehat dibandingkan nasi hangat. Disebutkan dalam penelitian, nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah. Para peneliti melakukan studi memasak beras yang kemudian menjadi nasi hingga mendinginkannya, seperti dikutip dari BBC.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nasi dingin menghasilkan gula darah rendah serta menurunkan kalori sebanyak 50 hingga 60 persen. Kemudian, peneliti juga menemukan bahwa nasi dingin memiliki zat pati resisten yang dinilai aman untuk penderita diabetes. Perlu diketahui, jenis pati ini lebih tahan terhadap enzim yang digunakan untuk memecah karbohidrat di usus sehingga lebih sedikit yang diserap oleh tubuh.

Baca Juga: Benarkah Makan Nasi Dingin Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya
Jangan Salah! Begini Trik Warisan Budaya Memasak Nasi agar Pulen

Para peneliti memaparkan, bagi penderita diabetes bisa mendapatkan nasi dingin yang baik untuk kesehatan dengan memasaknya selama 40 menit. Selain itu, bisa juga menambahkan minyak kelapa dan menyimpannya di kulkas selama 12 jam.

Sementara itu, peneliti juga sudah melakukan melakukan eksperimen dengan mendinginkan pasta untuk dikonsumsi yang ternyata memiliki kadar glukosa lebih rendah ketimbang dimakan dalam kondisi panas atau hangat.