Sejarah Nasi Goreng, Makanan Khas Indonesia yang Diminati Warga Dunia

Editor: Dera - Minggu, 16 Oktober 2022 | 17:00 WIB
Sariagri - Nasi goreng merupakan salah satu makanan Indonesia yang populer dan diminati warga di dunia. Dari kaki lima hingga restoran, menu nasi goreng tidak bisa diabaikan dan menjadi pilihan paling aman.
Ada berbagai macam resep nasi goreng, dari yang menggunakan kecap hingga berwarna kemerahan. Nasi goreng biasanya diberi tambahan seperti telur, daging atau sayuran, tergantung dari resep dan selera pemakannya.
Nasi Goreng Bukan dari Indonesia?
Masyarakat Indonesia biasanya menyampaikan lelucon "Kok nasi digoreng? Kan sudah matang." Jika ditarik mundur ke ratusan tahun silam, lelucon ini bisa terjawab.
Mengutip buku resep Hidangan Lezat: Aneka Nasi Goreng, nasi goreng merupakan bagian dari budaya Cina yang tidak suka menyantap makanan dingin. Selain itu, masyarakat Cina juga menghindari untuk membuang sisa makanan. Akhirnya, nasi sisa yang dingin itu diolah kembali dengan menambahkan berbagai bumbu.
Dalam bahasa Cina, nasi goreng disebut Hanzi. Hanzi menjadi masakan tradisional yang penting di Cina dan sudah ada sejak 4.000 SM. Budaya nasi goreng kemudian tersebar ke negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Nasi goreng dibawa oleh perantau-perantau Cina dan biasanya resepnya menyesuaikan bumbu khas lokal.
Menu Sahur saat Penyusunan Naskah Proklamasi
Nasi goreng menjadi menu "pahlawan" bagi para penyusun teks proklamasi. Proses penyusunan teks proklamasi dilakukan di tengah bulan Ramadan dan para tokoh perumus proklamasi menunaikan ibadah puasa.
Baca Juga: Sejarah Nasi Goreng, Makanan Khas Indonesia yang Diminati Warga DuniaKe Jakarta Wajib Coba! Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih yang Begitu Populer Sejak 60 Tahun Lalu
Pada 9 Ramadhan 1364 Hijriah dini hari atau 17 Agustus 1945, teks proklamasi rampung dan segera diketik. Mengutip buku Sekitar Proklamasi (1981), Mohammad Hatta mengatakan bahwa dirinya sempat diberi makan sahur di kediaman Laksana Maeda.
"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang saya masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda," kata Bung Hatta.
Menu sahur dimasak oleh Satsuki Mishina, asisten rumah tangga Laksamanan Maeda. Ia menghidangkan nasi goreng, telur, dan ikan sarden. Saat itu Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo makan sahur, sedangkan Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi.