Mengenal Etilen Oksida, Penyebab Mie Instan Indonesia Ditolak 3 Negara

Ilustrasi mi instan. (pixabay)

Editor: Dera - Senin, 10 Oktober 2022 | 20:00 WIB

Sariagri - Belakangan diberitakan bahwa salah satu produk mie instan buatan Indonesia ditolak oleh tiga negara yakni, Hongkong, Malaysia dan Singapura. Pihak berwenang setempat menyatakan makanan tersebut mengandung etilen oksida, yakni pestisida yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam makanan karena membahayakan kesehatan manusia.

Lalu, apa sebenarnya etilen oksida?

Etilen oksida adalah bahan kimia buatan manusia yang berwujud gas di atas 10°C. Gas ini tidak bertahan lama di lingkungan karena ketidakstabilannya, demikian dikutip dari foodstandards.gov.au.

Etilen oksida digunakan untuk apa?

Penggunaan utama etilen oksida adalah sebagai bahan perantara dalam pembuatan lebih lanjut produk industri (misalnya poliester). Etilen oksida juga digunakan sebagai agen sterilisasi dalam perawatan kesehatan dan sebagai pestisida fumigan di bidang pertanian.

Secara historis, di Australia dan mungkin di daerah lain etilen oksida digunakan sebagai pestisida fumigan untuk mengobati bahan makanan. Zat tersebut digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminasi mikrobiologi dengan Salmonella.

Dilarang

Kini, penggunaan etilen oksida pada makanan dilarang di seluruh dunia, karena masalah kesehatan yang terkait dengan residu yang mungkin tertinggal dalam makanan sampai dikonsumsi. Di Australia, larangan ini berlaku sejak 2003.

Kekhawatiran tentang penggunaan etilen oksida pada makanan berkembang ketika bukti menunjukkan bahwa paparan terus-menerus dalam waktu lama dapat meningkatkan kejadian kanker.

Di Eropa, Belgia pertama kali membunyikan alarm pada September 2020 tentang etilen oksida dalam produk dengan biji wijen dari India, demikian foodsafetynews.com.

Penarikan terkait zat ini terus berlanjut ke seluruh Eropa dengan ribuan item konvensional dan organik dengan tanggal umur simpan yang panjang seperti sereal, coklat, biskuit, roti, kerupuk, rempah-rempah dan bagel terpengaruh.

Etilen oksida juga baru-baru ini ditemukan dalam getah kacang belalang aditif, yang terutama merupakan zat pengental atau penstabil. Zat ini digunakan dalam makanan termasuk es krim, sereal sarapan, produk daging, kembang gula, produk susu fermentasi dan keju.

Komisi Eropa telah mengklarifikasi bahwa keberadaan etilen oksida, terlepas dari asalnya, tidak diizinkan untuk semua bahan tambahan makanan, demikian food-safety.com. Komisi juga telah menetapkan batas 0,1 miligram per kilogram untuk etilen oksida, termasuk 2-kloro-etanol yang dinyatakan sebagai etilen oksida, dalam aditif tertentu yang diperlakukan dengan zat tersebut.

Di Indonesia

Badan POM menyatakan, temuan residu EtO dalam pangan merupakan emerging issue (isu baru), yang dimulai dengan notifikasi oleh European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF) pada tahun 2020. Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO menurut Badan POM belum mengatur batas maksimal residu EtO sehingga pengaturannya di tiap negara beragam.

Kasus EtO di Indonesia meruak ketika pada 6 Juli 2022, Otoritas di Prancis melalui RappelConso dan pada 7 Juli 2022, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) menerbitkan informasi publik terkait penarikan secara sukarela Es Krim Rasa Vanila  merek Haagen-Dazs oleh produsen karena mengandung EtO. Terkait hal ini, Badan POM pun ikut menarik produk es Krim Rasa Vanila merek Haagen-Dazs kemasan pint dan mini cup.

Alternatif pengganti

Baca Juga: Mengenal Etilen Oksida, Penyebab Mie Instan Indonesia Ditolak 3 Negara
Setop Jangan Lakukan Lagi! Ini 2 Kesalahan Fatal Ketika Makan Mi Goreng



Para ahli mengatakan bahwa tidak ada tingkat paparan yang aman bagi konsumen dalam produk yang mengandung aditif yang diketahui terkontaminasi dengan etilen oksida, dan tingkat apa pun yang mungkin dihadapi orang menghadirkan potensi risiko. Zat etilen oksida tersebut telah diidentifikasi sebagai racun karsinogenik, mutagenik, dan reproduksi.

Alternatif yang lebih aman antara lain adalah iradiasi makanan atau pengolahan uap, yang kini semakin banyak digunakan untuk menggantikan fumigasi dengan etilen oksida.