Mengandung Pestisida, Singapura Resmi Tarik Penjualan Mie Sedaap

Ilustrasi mi instan. (pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Kamis, 6 Oktober 2022 | 16:00 WIB

Sariagri - Badan Pangan Singapura (SFA) mengeluarkan kebijakan untuk menarik kembali dua produk dengan merek mie instan Mie Sedaap. Kebijakan ini keluar setelah SFA menemukan adanya kandungan pestisida seperti etilen oksida dalam produk makanan.

SFA telah menginstruksikan Sheng Sheng F&B Industries untuk menarik kembali mie instan Mie Sedaap Korean Spicy Soup dan mie instan Mie Sedaap Korean Spicy Chicken. Penarikan tersebut berlaku untuk mi instan Mie Sedaap Korean Spicy Soup dengan masa kadaluarsa 17 Maret 2023, dan Mie Sedaap Korean Spicy Chicken dengan masa kadaluarsa 21 Mei 2023. Keduanya berasal dari Indonesia.

"Etilen oksida adalah pestisida yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam makanan," kata SFA dalam rilis berita, dikutip dari Channel News Asia.

"Di bawah Peraturan Makanan Singapura, etilen oksida diizinkan untuk digunakan dalam sterilisasi rempah-rempah. Batas Maksimum Residu (MRL) etilen oksida dalam rempah-rempah tidak boleh melebihi 50mg per kilogram," tambah Badan Pangan Singapura itu.

Pada Agustus 2022 lalu, SFA juga mendeteksi adanya kandungan etilen oksida dalam produk es krim Haagen-Dazs. Selanjutnya, SFA akan melakukan pengujian regulasi produk mie instan Mie Sedaap lainnya.

SFA juga bekerja sama dengan importir dan otoritas Indonesia untuk menyelidiki dan memperbaiki penyebab kontaminasi etilen oksida. Jika etilen oksida terdeteksi melampaui tingkat maksimum yang ditentukan, badan tersebut akan memulai penarikan produk yang terkena dampak sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Mengandung Pestisida, Singapura Resmi Tarik Penjualan Mie Sedaap
Taiwan Tolak Produk Mi Instan Asal Indonesia, Ada Apa?

"Meskipun tidak ada risiko langsung untuk konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan etilen oksida tingkat rendah, paparan jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan," ujar SFA.

Konsumen yang telah membeli produk yang terlibat disarankan untuk tidak mengkonsumsinya. Mereka yang telah mengkonsumsi produk yang terkena dampak dan memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mereka harus mencari nasihat medis.