Imbas BBM Naik, Kenaikan Harga Beras Tak Bisa Dihindari

Ilustrasi beras hasil pertanian (Wikipedia)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Tatang Adhiwidharta - Senin, 3 Oktober 2022 | 18:30 WIB

Sariagri - Badan Pangan Nasional menyatakan, kenaikan harga beras saat ini memang tidak bisa dihindari. Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi mengatakan, ada sejumlah penyebab kenaikan harga beras, seperti harga pupuk yang naik, biaya tanam serta distribusi yang naik diakibatkan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Hari ini badan pangan nasional memang mengundang seluruh stakeholder terutama Kementerian/Lembaga BUMN juga ada. Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga," kata Arif saat konferensi pers, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Arif mengungkapkan, meski terjadi kenaikan harga beras, kebutuhan daya beli masyarakat untuk beras tinggi. Ia menyebutkan ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KSPH) hanya 30 hingga 40 ribu ton, bulan lalu sudah terdistribusi sebanyak ribu ton.

Bulog, lanjut Arif, membeli beras langsung ke petani yang seharusnya menyerap Rp8.300 per kilogram. Namun per hari ini dinaikkan menjadi Rp 8.800 per kg, sementara untuk stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton.

Baca Juga: Imbas BBM Naik, Kenaikan Harga Beras Tak Bisa Dihindari
Peneliti CIPS: Swasembada Tak Jamin Keterjangkauan Pangan

"Tetapi Bulog menyerap sesuai sama harga yang kita tentukan bersama-sama. Memang kita semua mungkin dalam minggu ini saya dan juga teman-teman dari Bulog dan juga teman teman dari kementerian pertanian Akan ke Sulawesi Selatan untuk menyerap," terangnya.

Arif menegaskan, pihaknya akan terus berupaya untuk untuk memenuhi stok beras dan target bulog sampai akhir tahun sebesar 1,2 juta ton. "Jadi nanti berapapun yang diminta kita harus penuhi. jadi tadi ada permintaan 3000 ton dari teman teman pedagang. Per minggu ini kita harus siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27 persen nasional," tambahnya.