Jaga Ketahanan Pangan, Thailand Ingin Jadikan Bangkok Proyek Space F

Editor: Dera - Minggu, 2 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Badan Inovasi Nasional (NIA) Thailand tengah berusaha menjadikan Bangkok sebagai ‘lembah silikon teknologi pangan’. Badan tersebut telah berinvestasi dalam perusahaan rintisan teknologi pangan di daerah tersebut, sebagai bagian dari proyek "Space-F".
Melansir Food Ingredients First, proyek tersebut mendorong masuknya investasi pada sektor pangan Thailand, sehubungan dengan ancaman krisis ketahanan pangan global yang diperburuk oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, inflasi, dan perang di Ukraina.
Badan Inovasi Nasional Thailand mengusulkan penggunaan ‘deep tech’ sebagai cara utama untuk menempatkan Bangkok sebagai ibu kota teknologi pangan.
Proyek tersebut telah berjalan selama sekitar tiga tahun, dengan fokus pada pendanaan start-up, sambil memberikan dukungan dan bimbingan. Mereka melakukannya terhadap start-up lokal dan luar negeri, menggerakkan mereka untuk membangun bisnis di Bangkok.
Inovasi Space F
Proyek ‘Space F’ mencakup sembilan tren teknologi makanan utama yaitu kesehatan dan kebugaran, protein alternatif, manufaktur cerdas, solusi pengemasan, makanan dan bahan baru, biomaterial dan bahan kimia, teknologi restoran, keamanan dan kualitas makanan, serta layanan makanan cerdas.
Semua kategori itu akan ditingkatkan oleh NIA Thailand untuk mencapai kesuksesan ekonomi dan ketahanan pangan di negaranya dan secara global.
Direktur eksekutif NIA, Dr. Pun-Arj Chairatana, yakin bahwa bisnis ‘deep tech’ di bidang pangan dan pertanian memiliki pertumbuhan yang setara dengan e-commerce dan fintech di seluruh dunia. Hal tersebut akan membantu meningkatkan pasokan pangan.
“Dengan populasi dunia yang meningkat pesat, ditambah dengan perubahan iklim, penurunan tenaga kerja pertanian, dan sisa makanan akibat konsumsi massal, ketahanan pangan global kini menjadi masalah serius yang perlu dipecahkan,” ujarnya
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Thailand Ingin Jadikan Bangkok Proyek Space FGelar Kompetisi, Generasi Muda Ditantang Memperkuat Ketahanan Pangan
Pertumbuhan Teknologi Pangan
Industri teknologi pangan global telah tumbuh dari 220,32 miliar USD (sekitar Rp 3.332 triliun) pada tahun 2019 dan diproyeksikan mencapai 342,52 miliar USD (sekitar 5.180 triliun) pada tahun 2027. Kenaikan itu dapat dikaitkan dengan krisis pangan global, sehingga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan inovasi dalam ketahanan pangan.
Teknologi Pangan Masa Depan
Banyak negara Asia telah secara aktif mempelopori kemajuan teknologi pangan dalam beberapa tahun terakhir. Konsumen di Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang juga semakin terbiasa dengan makanan laut nabati dan budidaya dari sel, dengan membuka jalur regulasi di negara-negara itu.