Banyak Negara Minta Beras RI, Jokowi: Kita Stok Dulu

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 23 Agustus 2022 | 14:15 WIB
Sariagri - Beberapa waktu lalu, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan sertifikat pengakuan kepada Presiden Joko Widodo karena Indonesia berhasil mencapai swasembada beras 2019-2021.
Berdasarkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia mencapai 90 persen lebih rasio swasembada atau rasio antara produksi dalam negeri dengan total permintaan.
Melihat produksi yang melimpah, negara lain sudah banyak menginginkan beras RI. Namun, Presiden Jokowi tak langsung menerima begitu saja, karena lebih menahannya demi kebutuhan dalam negeri. Adapun negara yang meminta beras Indonesia antara lain adalah Cina dan Arab Saudi.
“Ada krisis pangan berarti ada peluangnya di pangan. Kalau jualan pangan paling cepet sekali. Kemarin misalnya dari Cina minta beras 2,5 juta ton, dari negara Saudi sebulan ingin ada 100.000 ton beras. Saat ini kita belum berani. Kita stok dulu,” ujar Jokowi dalam acara Pengarahan Presiden RI Kepada Kadin Provinsi se-Indonesia, Selasa (23/8/2022).
Meski demikian, Jokowi melihat ke depan tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan ekspor beras jika produksinya terus meningkat.
“Tapi ketika produksinya melompat karena bapak/ibu terjun ke situ, bisa saja melimpah dan bisa kita ekspor. Dengan harga yang sangat visible dan sangat baik,” tutur Jokowi.
Menurut Kepala Negara, di tengah ketidakpastian global, Indonesia patut bersyukur mampu mencapai swasembada beras. Namun di sisi lain, Jokowi mengatakan Indonesia masih ketergantungan impor gandum lantaran tanaman kaya karbohidrat tersebut tidak bisa ditanam di Indonesia.
“Yang kedua, substitusi impor, barang-barang yang kita impor mau tidak mau harus kita hentikan. Agar devisa kita tidak habis membayar impor. Yang masih impor apa? Gandum 11 juta ton,” tuturnya.
Baca Juga: Banyak Negara Minta Beras RI, Jokowi: Kita Stok DuluKala Ketangguhan Pangan Indonesia Diakui Dunia
Menurut Jokowi gandum bisa disubstitusi oleh bahan pokok yang seperti sorgum dan sagu. Lantas dirinya pun mengajak pengusaha Tanah Air melirik bisnis komoditas pangan tersebut, khususnya sorgum.
“Artinya mengajak bapak ibu sekalian, Kadin NTT tanam sorgum. NTT itu tempatnya sorgum, sangat subur sekali dan visibel. Dicoba aja dulu jangan dulu ribuan hektar, coba dulu 10 hektar bener gak sih ini Presiden ngomong, bener gak. Oh hitung kalkulasi masuk tanam sebanyak-banyak. Itu nanti dipakai untuk campuran gandum,” pungkas Jokowi.