Satu Tahun Pemerintahan Taliban: Afghanistan Hadapi Kelaparan Akut

Taliban saat menguasai Kabul, Afghanistan. (Wikimedia Commons)

Editor: Putri - Senin, 15 Agustus 2022 | 22:15 WIB

Sariagri - Satu tahun yang lalu, Taliban menaklukkan Kabul, Afghanistan. Taliban mengambil alih pemerintahan, memperburuk keadaan ekonomi yang sebelumnya sudah goyah.

Mengutip CNN, Senin (15/8/2022), PBB melaporkan bahwa hampir setengah penduduk Afghanistan menghadapi kelaparan akut. Sementara menurut laporan Komite Penyelamatan Internasional (IRC), 43 persen penduduk Afghanistan hidup dengan kurang dari satu kali makan sehari.

Statistik ini merupakan hal serius yang merangkum tahun pertama pemerintahan Taliban. Afghanistan yang terisolasi semakin miskin dan dibayang-bayangi kekurangan makanan. 

“Kehidupan orang Afghanistan berbalik pada 15 Agustus 2021,” kata Fereshta Abbasi, seorang spesialis Afghanistan di Human Rights Watch. 

“Orang-orang sekarat karena kelaparan di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia,” tambahnya. 

Samy Guessabi, direktur regional LSM Action Against Hunger, tiba di Kabul pada Maret 2022. Dia mendapati ibu kota Afghanistan yang dulu ramai, kini kegiatannya terhenti. 

“Banyak warga Afghanistan kehilangan pekerjaan dan orang-orang yang masih bekerja mengalami penurunan gaji secara besar-besaran,” katanya. 

“Pada saat yang sama, pemutusan bantuan internasional telah memicu krisis uang. Jadi orang-orang bahkan tidak bisa menarik tabungannya dari bank. Warga Afghanistan yang telah meninggalkan negara itu merasa sangat sulit untuk mengirim uang kembali ke kerabat mereka,” tambahnya. 

Ketika AS dan sekutunya meninggalkan negara itu, mereka memberlakukan sanksi, membekukan 9 miliar dolar AS dana bank sentral. AS juga menghentikan bantuan luar negeri yang dulunya merupakan hampir 80 persen dari anggaran tahunan Afghanistan.

Pemerintahan yang Tidak Diakui

Di halaman Kementerian Luar Negeri Afghanistan, sebuah mural besar, salah satu dari sedikit yang ditulis dalam bahasa Inggris, menyuarakan sikap resmi pemerintah Taliban: "Imarah Islam Afghanistan menginginkan hubungan yang positif dan damai dengan dunia."

Namun, setelah satu tahun memerintah, Taliban belum diakui oleh satu negara pun di dunia dan dana internasional sebagian besar masih dibekukan. Salah satu masalah utama bagi negara-negara Barat adalah peminggiran minoritas dan perempuan oleh pemerintahan Taliban. 

Baca Juga: Satu Tahun Pemerintahan Taliban: Afghanistan Hadapi Kelaparan Akut
Akibat Perang Ukraina, Rusia Dilanda Panic Buying hingga Inflansi

Taliban mengeluarkan larangan de facto atas pendidikan menengah untuk anak perempuan. Padahal sebelumnya Taliban berjanji untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah.

Pada akhir Juni, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, melawan tekanan internasional dengan mengatakan Afghanistan akan membuat aturannya sendiri.