Jenis-Jenis Telur Ikan yang Kerap Dikonsumsi dan Kaya Nutrisi

Ilustrasi telur ikan (Foto Pxhere)

Editor: Tanti Malasari - Selasa, 26 Juli 2022 | 16:30 WIB

Sariagri - Jika pernah datang ke restoran Jepang, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan telur ikan atau roe. Pada dasarnya telur ini merujuk pada sekumpulan telur internal yang telah sepenuhnya matang yang berada di dalam ovarium ikan atau hewan laut lainnya, seperti udang, bahkan bulu babi.

Tidak hanya sekadar hiasan pada hidangan, tetapi telur ini juga bisa dimasak menjadi berbagai masakan ataupun dimakan langsung dalam keadaan mentah. Salah satu yang paling populer dan sering ditemui adalah tobiko.

Jenis Telur Ikan

Diketahui telur ini sangat kaya akan protein, asam amino, mineral dan nutrisi yang menyehatkan, seperti magnesium, selenium, dan vitamin B 12.

Tidak sampai disitu saja, telur ini juga mengandung asam lemak tak jenuh yang menyehatkan seperti omega-3.

Asam lemak ini dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi otak dan sistem tubuh lainnya dari efek kerusakan oksidatif.

Perlu diketahui, selain tobiko ternyata masih banyak lagi jenis telur dari ikan lainnya yang sering beredar di pasaran. Apa saja, yuk simak sama-sama seperti ulasan di bawah ini.

1. Tobiko

Tobiko merupakan jenis telur dari ikan yang paling populer. Telur ini berasal dari spesies ikan terbang. Kamu bisa dengan mudah menemukan telur ikan terbang ini di restoran Jepang.

Ciri tobiko ini memiliki warna kemerahan cerah, sehingga tak heran mengapa ia kerap dijadikan sebagai topping atau hiasan pada hidangan sushi atau sashimi. Padahal lebih dari itu, telur ini juga bisa dikonsumsi.

Teksturnya renyah dan menimbulkan sensasi 'meledak' ketika digigit. Sementara rasanya cenderung asin karena proses pengolahannya yang cenderung diasinkan. Namun pada dasarnya ikan ini memiliki rasa yang lebih manis daripada jenis telur ikan lainnya.

2. Masago

Masago adalah telur yang berasal dari ikan capelin. Sekilas ikan ini memiliki bentuk tubuhnya yang kecil dan bermata lebar. Rasanya cenderung mirip dengan tobiko, namun dengan sedikit pahit.

Selain itu warnanya pun mirip karena memiliki warna oranye kemerahan yang cerah. Yang membedakan adalah ukurannya juga jauh lebih kecil dan teksturnya. Sebab masago cenderung berpasir dan tidak serenyah tobiko.

Karena memiliki banyak kesamaan, membuat banyak restoran kerap menggantikan tobiko dengan menggunakan masago. Pasalnya harga masago sendiri relatif lebih murah dari tobiko.

3. Ikura

Dalam bahasa Jepang, ikura berarti telur ikan salmon. Warnanya oranye kemerahan yang cerah, mengkilat, dan agak transparan. Aromanya sangat khas namun memiliki rasa yang kuat.

Telur ini diproses secara tradisional dengan cara digarami. Namun ada juga yang mengolah ikura dengan merendamnya ke dalam bumbu kecap sehingga rasanya sedikit manis.

4. Caviar

Umumnya telur ikan caviar ditemukan di Laut Kaspia dan Laut Hitam. Telur ini berasal dari ikan sturgeon. Ada berbagai jenis kaviar yang berasal dari berbagai jenis sturgeon, seperti ossetra, beluga, sevruga, dan kaviar Siberia.

Ukurannya kecil dan mengkilap, dengan warna beragam, seperti kuning, hijau, hingga hitam pekat. Semula telur ini diproses dengan cara diawetkan lalu ditempatkan dalam kaleng untuk penuaan dan penyimpanan.

Rasanya cenderung asin, serta memiliki tekstur renyah dan memberi semburat rasa manis saat dikunyah. Telur ini biasanya hanya digunakan sebagai hiasan, dan bukan hidangan utama.

Baca Juga: Jenis-Jenis Telur Ikan yang Kerap Dikonsumsi dan Kaya Nutrisi
3 Jenis Ragi Berdasarkan Karakteristiknya, Apa Saja?

Namun perlu diketahui nutrisinya tidak kalah dengan jenis telur ikan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dalam Jurnal International Food Research menyebutkan bahwa, caviar sturgeon mengandung persentase lemak yang tinggi, termasuk asam lemak omega-3, khususnya DHA dan EPA.

Caviar sendiri sering diidentikkan dengan hidangan mewah dan hanya ada di restoran mahal. Bagaimana tidak, harga caviar sendiri sangat melambung tinggi di pasaran. Hal ini dikarenakan penangkapan ikan sturgeon yang berlebihan dan kontaminasi di laut, berdampak pada pencarian caviar itu sendiri.