Meroketnya Harga Bawang Merah di Jawa Timur hingga Tembus Rp75 Ribu per Kg

Padagang bawang merah di pasar tradisional. (Foto: Arief L/Sariagri)

Editor: Putri - Rabu, 20 Juli 2022 | 19:55 WIB

Sariagri - Perayaan Idul Adha sudah lewat sepuluh hari, namun harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Jawa Timur tidak kunjung turun. Bahkan bisa dibilang harganya melesat naik.

Pedagang menyebutkan lonjakan harga bawang merah lokal terjadi saat memasuki Idul Adha, tepatnya di kisaran Rp35.000-Rp45.000 per kilogram (kg). Harganya kini terus merangkak naik hingga tembus Rp75.000 per kg.

Seperti yang terpantau di Pasar Legi Kota Blitar, Jawa Timur. Sudah dua pekan terakhir harga bawang merah terus mengalami kenaikan tajam.

“Jika sebelumnya harga bawang merah di pasaran hanya Rp23.000/kg. Ketika Idul Adha naik drastis menjadi Rp45.000/kg dan sekarang sudah tembus Rp75.000/kg,” ujar salah seorang pedagang, Mahmud, kepada Sariagri, Rabu (20/7/2022).

Mahmud mengatakan lonjakan harga bawang merah dikarenakan stok di petani tinggal sedikit. Sehingga pasokan ke pedagang berkurang. Minimnya stok ini, membuat harga bawang merah mahal. Dampaknya penjualan di stan pedagang merosot tajam.

“Tingginya harga bawang merah lokal ini, mengakibatkan pelanggan banyak yang mengurangi pembelian. Biasanya beli 1 kilo, sekarang turun cuman beli seperempat atau 1 ons saja,” terangnya.

Kenaikan harga bawang merah lokal juga terjadi di Pasar Wonokromo Surabaya. Sebelumnya bawang merah dijual Rp25.000/kg, kemudian terkerek naik saat Idul Adha menjadi Rp35.000/kg hingga Rp40.000/kg.   

Berakhirnya Idul Adha tidak serta merta membuat harga bawang merah turun. Saat ini di tingkat agen, bawang merah dijual Rp70.000/kg sedangkan di pedagang pengecer sudah mencapai harga Rp75.000/kg.

“Naiknya harga bawang merah terus bersaing dengan cabai rawit merah. Kenaikan ini diperkirakan karena cuaca yang tidak menentu. Harusnya sudah masuk musim kemarau tapi masih saja terjadi hujan. Akibatnya banyak petani gagal panen bawang merah dan harganya jadi mahal,” ujar salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo, Nasipah.

Harga bawang merah lokal tak kunjung turun juga dijumpai di Pasar Besar Kota Pasuruan. Sebelum Idul Adha, harga bawang merah lokal masih dikisaran Rp25.000-Rp30.000/kg.

Namun 10 hari kemudian, melesat harganya hingga tembus di angka Rp75.000/kg. Pedagang menyebutkan selain pasokan sedikit, stok di pasar juga menipis yang membuat harga bawang merah meroket. 

“Kiriman petani sedikit, sedangkan stok di pasar juga menipis lantaran banyak yang busuk. Bawang merah lokal ini kan mudah rusak jika kondisi pasar lembab. Itulah yang menjadi penyebab harganya jadi mahal sekarang,” ucap salah seorang pedagang, Mufidah.

Baca Juga: Meroketnya Harga Bawang Merah di Jawa Timur hingga Tembus Rp75 Ribu per Kg
Dampak COVID-19, Omzet Pedagang Pasar Tradisional Turun Drastis

Sementara itu, Kasi pengawasan barang dan perlindungan konsumen Disperindag Kota Pasuruan, Yanita Dwi Hartanti, membeberkan pemicu terjadinya kenaikan harga bawang merah saat ini karena faktor cuaca tidak menentu.

“Masih terjadinya anomali atau cuaca tidak menentu, kadang kering tiba-tiba hujan. Sehingga cuaca kemarau basah ini membuat hasil panen petani anjlok. Banyak bawang yang busuk saat dipanen atau penjemuran yang tidak maksimal, sehingga produksi turun dan harganya mahal,” tandas Yanita.